Kapal MV Nyerere Terbalik, 151 Orang Dikabarkan Tewas

LIPUTAN15 –Kejadian kapal terbalik kembali terjadi. Korban tewas akibat kapal terbalik di Tanzania dilaporkan terus bertambah. Teranyar, total sebanyak 151 orang dilaporkan tewas dalam peristiwa nahas yang terjadi di Danau Victoria, Tanzania, Kamis (20/9). “Operasi dimulai lebih awal pagi ini,” lapor kantor berita setempat TBC, melansir AFP dan dikutip CNNIndonesia.

Sebelumnya, sebanyak 131 korban telah ditemukan pada Jumat (21/9) malam. 40 di antaranya diketahui selamat dari bencana.

Bacaan Lainnya

Sejumlah saksi menyebutkan,  kapal MV Nyerere itu tenggelam saat para penumpang bersiap-siap untuk turun saat mulai mendekati dermaga.

Misi evakuasi terus mencari ratusan penumpang lainnya yang kemungkinan terjebak di dalam kapal. Minimnya data penumpang yang akurat juga turut mempersulit operasi penyelamatan.

Merespons peristiwa nahas itu, Presiden Tanzania, John Magufuli, menyatakan ‘tiga hari berkabung nasional’ yang dimulai sejak Sabtu (22/9).

“Tampak jelas bahwa kapal itu kelebihan beban. Kelalaian telah menelan banyak korban,” kata Magufuli.

Selain itu, Magufuli juga memerintahkan pihak berwenang untuk menangkap operator feri MV Nyerere.

Sebelumnya, Kapal MV Nyerere melakukan perjalanan dari Bugolora menuju Pulau Ukara. Pada jarak 200 meter sebelum tujuan akhir, kapal itu mendadak terbalik.

Bencana tenggelamnya MV Nyerere menyoroti masalah kepadatan dan minimnya data penumpang di setiap kapal yang kerap lalu lalang di wilayah tersebut.

Pada tahun 2011, sekitar 200 tewas setelah sebuah kapal terbalik akibat kelebihan muatan di sekitar Pulau Zanzibar.

Peristiwa tenggelamnya kapal feri itu bak tragedi yang terus berulang. Warga setempat menganggap peristiwa serupa itu sebagai bagian dari kehidupan mereka.

“Sejak saya lahir, banyak orang tewas akibat tenggelam di danau ini. Tapi, apa yang harus kami lakukan? Kami tidak punya tempat untuk pergi,” kata John Sebastian, salah seorang warga setempat.

Pihak oposisi menuduh negara telah melakukan kelalaian. “Kami sering khawatir tentang kondisi ini. Tapi pemerintah tutup telinga,” ungkap John Mnyika, wakil sekretaris jenderal Chadema, partai oposisi utama. (end)

J1vc4CG.jpg

Pos terkait

J1vc4CG.jpg

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *