LIPUTAN15.COM,Tomohon- dalam memperingati hari ulang tahun (HUT) Republik Indonesia sejumlah pemuda dan mahasiswa melaksanakan upacara bendera, di Tempat Pembuangan Akhir Kota Tomohon di Tara-tara, Selasa (17/08/21).
Diketahui, kegiatan upacara bendera di laksanakan oleh Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia St. Malaikat Agung cabang Tomohon, Ikatan Mahasiswa Tomohon Universitas Negeri Manado dan Barisan Pemuda Adat Nusantara cabang Tomohon. Pelaksanaan upacara dilaksanakan pada pukul 10.00 WITA.
Komisaris Daerah PMKRI Regio Sulawesi Utara Stefanus Goni yang di undang sebagai pembina upacara mengatakan, sangat bangga ketika melihat tiga unsur elemen pemuda bisa menyatu dalam melaksanakan upacara bendera.
“Disini kita seperti para pemuda yang hadir pada saat sumpah pemuda yang berkumpul dari berbagai golongan sehingga Indonesia itu bisa terwujud dan bertahan sampai saat ini. Semoga kedepannya para pemuda tetap mempertahankan Indonesia ini,” katanya saat memberikan Amanat pembina upacara.
Setelah upacara, ketua presidium PMKRI Cabang Tomohon Jibran Pukul mengatakan, dalam momentum memperingati HUT kemerdekaan RI yang ke 76 kita mengadakan upacara bendera di TPA kota Tomohon sebagai bentuk protes terhadap pemerintah kota Tomohon. “Ada terjadi permasalahan dalam penggunaan lahan di Tomohon khususnya di Tara-tara membuat 3 elemen pemuda Tomohon berkumpul menjadi satu dalam perayaan HUT kemerdekaan R,” katanya.
Ketua Ikatan Mahasiswa Tomohon-UNIMA juga mengatakan, di Hari Memperingati Kemerdekaan Indonesia Ke 76-Tahun Para Pemuda di Kota Tomohon Melirik Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Di Area Taratara.
“Dimana dalam rangka Pengibaran Bendera Merah Putih Ini sekaligus bentuk protes tentang hutan adat yang sekarang dijadikan Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” ujarnya.
Dalam hal ini kita tetap menghayati serta menghargai perjuangan-perjuangan dari para pendahulu, sebagai generasi Muda Kota Tomohon yang peduli.
“Kita adalah ujung tombak untuk Kota Tomohon dan Indonesia kedepannya serta generasi selanjutnya,” ujarnya.
Melengkapi, Belarmino Lapong sebagai ketua Barisan Pemuda Adat Nusantara sekaligus pemuda asal Tara-tara mengatakan, momentum peringatan Hari Kemerdekaan ini memang sangat pas untuk mengingatkan kembali kepada pemerintah kota Tomohon akan janji politik mereka pada pemilihan lalu, khususnya pada menata kembali manajemen TPA Tara-tara.
Dulu ketika TPA ini pertama dibangun, ini dimaksudkan sebagai tempat pengolahan, tapi ‘laste’ nya apa sekarang? tempat pembuangan akhir yang hanya asal buang, bukan lagi pada pengaturan tempat nya. Bahkan sepanjang jalan masuk mendekati TPA Tara-tara, banyak spot-spot yang menjadi area pembuangan ilegal, bukan pada tempat nya.
Selain itu, perlu dilihat saja, pada jembatan masuk TPA Tara-tara, yang dibawahnya ada sungai, sudah ditutupi dengan gunungan sampah. Tanah tercemar, air tercemar, udara tercemar, hutan pun me jadi korban, pada akhirnya berimbas pada kehidupan sosial masyarakat Tara-tara yang merasa sangat dirugikan akan kondisi TPA Tara-tara saat ini.
“Kami secara tegas, mendesak pemkot Tomohon untuk bisa terjun langsung ke TPA Tara-tara dan melihat kondisi yang tidak teratur dan terkesan abai dalam mengelola TPA Tara-tara,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan