Muhyiddin mengatakan seharusnya yang bisa dibangun adalah museum kebiadaban dan tindak kekerasan Zionis Israel terhadap bangsa dan rakyat Palestina sejak 1948.

Menurutnya, pemerintah harus segera mengambil tindakan tegas dan menghancurkan bangunan museum tersebut.

Keberadaan museum itu merupakan bentuk provokatif, tendensius dan menimbulkan kegaduhan baru di tengah masyarakat.

“Pembangunan museum itu tak ada urgensinya sama sekali di bumi Indonesia,” ujarnya.

Di sisi lain, Muhyiddin menyebut Indonesia dan masyarakat dunia juga harus mewaspadai manuver dan proxy Israel dengan memanfaatkan kondisi nasional yg tak stabil. Terlebih lagi saat ini ekonomi sedang mengalami keterpurukan.

Kondisi itu, kata Muhyidin, membuka peluang menekan Indonesia supaya melakukan normalisasi hubungan dgn Israel.