LIPUTAN15.COM – Menjalankan ibadah puasa di tengah penduduk non muslim menjadi tantangan tersendiri. Seperti yang dialaminpara Warga Negara Indonesia (WNI) muslim di Ukraina. Berikut cerita puasa WNI muslim Ukraina di tengah invasi Rusia.

Maysaroh adalah salah satu diaspora Indonesia yang tidak mengungsi. Dirinya tinggal di daerah pelabuhan Odessa Ukraina Selatan yang tergolong relatif aman dari konflik invasi Rusia yang menghantam.

“Memang dilema karena sempat berkeinginan dievakuasi dan pulang ke Indonesia untuk bertemu sanak keluarga, tapi suami tidak mengizinkan dengan berkali-kali meyakinkan keluarga di sini aman,” terang Maysaroh.

Sementara Rinni Ambarwati tinggal bersama suaminya yang adalah warga asli Ukraina, di kota Lviv, yang berbatasan dengan Polandia. Dirinya bercerita terkait puasa WNI muslim Ukraina dalam situasi konflik.

“Ramadhan tahun ini berbeda tidak seperti dulu. Tentunya untuk kali ini lebih berharap supaya damai aja tidak perang,” jelas Rinni.

Rinni lebih memilih menemani suaminya Dima warga Ukraina, sesuai undang – undang darurat di sana, Laki-laki berusia 18 hingga 60 tahun wajib bela negara.

Yang makin memberatkan Rinni, tidak ada diaspora Indonesia lain yang tinggal di Lviv.

“Kalau puasa saja biasa mengingat di sini hanya saya dan suami, tapi kalau Lebaran biasanya undang keluarga makan,” lanjutnya.

Menurut Kementerian Luar Negeri Indonesia melalui sesuai catatan KBRI di Kiev sebelum konflik ada 138 warga Indonesia di Ukraina yang tingal di Odessa dan Lviv namun sebagian besar sudah mengungsi.

Sedangkan di Rusia, menurut catatan KBRI di Moskow ada 1000 lebih warga WNI dan diaspora Indonesianyang tinggal di Moskow dan Saint Pettersburg.

Meski jauh dari suasana ramadhan di tanah air, namun bagi diaspora muslim Indonesia mensyukuri bisa menjalankan ibadah ramadhan tahun ini.(VOA)