LIPUTAN15.COM, SANGIHE-Pembangunan asrama mahasiswa di Kabupaten Kepulauan Sangihe di Tondano tersendat.

Sampai sekarang gedung asrama yang dirancang begitu megah dan sudah menghabiskan anggaran miliaran rupiah belum selesai dibangun.

Karena itu, pembangunan asrama tersebut menjadi perhatian DPRD Kabupaten Sangihe.

Salah satu rekomendasi yang didorong oleh DPRD Sangihe pada Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Bupati Kepulauan Sangihe tahun anggaran 2021 yaitu pembangunam asrama mahasiswa.

Menanggapi itu, Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe Jabes Ezar Gaghana mengatakan semua rekomendasi DPRD akan ditindaklanjuti.

“Kita akan tindaklanjuti semua usulan tadi,” Ujar Bupati usai pembacaan rekomendasi dan catatan strategis DPRD, Jumat (8/4/2022).

Diketahui, asrama mahasiswa dibangun di Kelurahan Tonsaru Kecamatan Tondano Selatan, Kabupaten Minahasa .

Dibangun oleh CV Tuama Minahasa Asli dengan luas bangunan lantai 1, seluas 344 meter persegi, berkapasitas 11 kamar untuk 44 orang putri. Menelan anggaran sebesar 2,4 miliar dibangun tahun 2019.

Sementara itu selanjutnya di tahun kedua 2021 rancangan pembangunan asrama putri lantai 2 dan 3 dengan luas bangunan 688 meter persegi terdiri dari 24 kamar untuk 96 orang.

Bersamaan dengan itu seharusnya juga dilanjutkan dengan asrama putra A lantai 1 dan 2 seluas 910 meter persegi terdiri dari 28 kamar untuk 112 orang ditambah dengan pembangunan talud dan pagar. Penganggaranya sebesar 21,5 miliar.

Tahun ketiga 2021 seharusnya adalah tahun dimana asrama ini selesai. Rancangan pembangunan lanjutan dianggarkan sebesar 16,9 miliar adalah asrama putra A lantai 3 dengan luas 420 meter persegi terdiri dari 14 kamar untuk 56 orang.

Bersamaan dengan itu juga seharusnya dibangun asrama putra B lantai 1 dan 2 dengan luas 612 meter persegi terdiri dari 10 kamar untuk 40 orang mahasiswa ditambah dengan pembangunan sarana dan prasarana lingkungan.

Terpisah, Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Sangihe, Anselmus Kirimang mengatakan, pemerintah daerah setiap tahunnya mempunyai anggaran untuk kelanjutannya.

Namun pandemi Covid-19 menjadi pukulan telak, sehingga anggarannya teralihkan.

“Diharapkan pada tiga tahap itu sudah selesai, akan tetapi karena adanya wabah Covid-19 anggaran digeser untuk penanganan Covid-19. Kami setiap tahun memprogramkan untuk asrama ini,” pungkas Kirimang.