Wagub menambahkan, situasi ini dijadikan momentum untuk kontemplasi, instropeksi, sekaligus konsolidasi, identifikasi, artikulasi dan semua hal-hal yang jadi tugas dan tanggungjawab dalam konteks kependudukan catatan sipil.

“Apalagi dengan tema digitalisasi, memang ini sudah jadi kewajiban kita semua, seluruh stakeholder kependudukan catatan sipil. Mindsetnya, mindset digital. Kalau tidak itu tidak jalan, apalagi Indonesia dengan penduduk yang ratusan juta tanpa digitalisasi pak dirjen, jangan harap kita boleh tahu persis apa yang menjadi kebutuhan masyarakat,” tambah wagub.

Beliau berharap momentum Rakornas ini turut meningkatkan semangat, ikhtiar dan usaha untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

“Karena semua kerja-kerja kita, kita semua mendapat reword, karena kita punya kewajiban untuk melayani masyarakat. Semoga Tuhan menyertai kita semua dalam upaya ikhtiar dan semangat kita untuk melayani masyarakat. Sekali lagi saya ucapkan selamat datang di Provinsi Sulawesi Utara, di Kota Manado,” harap wagub.

Menutup sambutan, Wagub Kandouw mengakhirinya dengan sebuah pantun.

“Makan Bubur Manado, habis itu makan mangga lagi. Siapa datang ke Manado, pasti datang lagi,” cetusnya.

Turut hadir Forkopimda Sulut, bupati/wali kota se-Sulut, lima bupati dan wali kota di luar provinsi Sulut, Staf Khusus Presiden RI Bidang Sosial Ibu Angkie Yudistia, para pejabat eselon II lingkup Ditjen Dukcapil.

Dewan pengurus Korpri nasional, kepala dinas/biro Dukcapil provinsi se-Indonesia, kepala badan/dinas lingkup Pemprov Sulut, kepala dinas Dukcapil kabupaten/kota se-Indonesia, tim pakar Adminduk Ditjen Dukcapil dan perwakilan dari World Bank (bank dunia) Jonathan Marskell.