LIPUTAN15.COM— Di bawah kepemimpinan Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus Komaling dan Wakil Gubernur Victor Mailangkay, pembangunan ekonomi daerah menjadi prioritas utama untuk mewujudkan visi “Sulawesi Utara Maju, Sejahtera, dan Berkelanjutan”.
Fokus ini menargetkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, memanfaatkan potensi lokal seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata, agar Sulut bisa jadi motor penggerak kawasan timur Indonesia.
Gubernur Yulius Selvanus menjelaskan bahwa misi pembangunan ekonomi bertujuan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan, dan mengurangi ketergantungan pada sektor eksternal.
“Kami optimis pertumbuhan ekonomi Sulut bisa tembus 7% akhir tahun ini, lebih tinggi dari rata-rata nasional 5,12%. Ini didorong semangat Presiden untuk galakkan potensi daerah, terutama pertanian dan perikanan,” ujarnya dalam rapat koordinasi ekonomi baru-baru ini.
Detail strategi mencakup penguatan sektor pertanian sebagai pilar utama. Pada triwulan II 2025, pertumbuhan ekonomi Sulut capai 5,64%, dengan kontribusi pertanian 20,59% terhadap PDRB.
Pemerintah provinsi targetkan perluas lahan sawah dari 43 ribu hektare jadi 59 ribu hektare melalui program cetak sawah dan rehabilitasi. Dukungan pusat, seperti bantuan bibit untuk 41 ribu hektare dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, akan tingkatkan produksi komoditas strategis seperti padi dan hortikultura.
Sektor perkebunan dan perikanan juga jadi andalan. Areal perkebunan seluas 403.539 hektare hasilkan ekspor Rp2,5 triliun pada 2024, didominasi kelapa dan pala di Nusa Utara.
Sementara perikanan laut, dengan hasil tangkapan tuna dan cakalang, dorong ekspor ke pasar global.
Wakil Gubernur Victor Mailangkay menambahkan bangun infrastruktur seperti jalan produksi dan pelabuhan untuk hubungkan petani serta nelayan ke pasar, plus dorong UMKM lewat pelatihan dan akses modal agar ekonomi lokal tangguh.
Program andalan seperti “Sulut Maju Ekonomi” dan “Sulut Terhubung” integrasikan teknologi digital untuk e-commerce hasil bumi, kurangi inflasi di kisaran 3% ±1%, dan tekan pengangguran jadi 4-5,53%. Kolaborasi dengan swasta dan akademisi, termasuk Unsrat, pastikan pembangunan berkelanjutan tanpa rusak lingkungan.
Masyarakat menyambut baik inisiatif ini. Seorang petani di Minahasa, Pak Budi, berharap, “Program ini bantu kami tingkatkan hasil panen dan harga jual. Kami ingin infrastruktur lebih baik agar hasil tidak busuk di jalan.” Solusinya, pemerintah provinsi luncurkan dana rotasi untuk UMKM dan pelatihan SDM agar warga siap hadapi era digital.
Dengan RPJMD 2025-2029, Sulut tak hanya tumbuh, tapi juga adil bagi semua, ciptakan kesejahteraan merata dari Manado hingga pulau terluar.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan