LIPUTAN15.COM-Tidak ada ampun bagi pejabat yang terlibat narkoba di Filipina. Buktinya, Wali Kota Ronda di Filipina, Mariano Blanco (59), ditembak mati di kantornya sendiri, Rabu (5/9). Blanco masuk dalam daftar Rodrigo Duterte terkait dugaan hubungan dengan gembong narkoba Filipina.
Menurut petugas kepolisian setempat, Blanco ditembak mati oleh orang bersenjata yang tak dikenal di kantornya pada tengah malam.
“Para saksi mengatakan empat orang bersenjata turun dari van putih dan memasuki balai kota. Walikota ada di sana saat dia tidur di kantornya,” kata Inspektur Senior, Jayr Palcon kepada AF dan dikutip dari CNNIndonesia.com.
Blanco dinyatakan meninggal di rumah sakit dan motif pembunuhan masih tahap penyelidikan. Belum ada kejelasan mengapa Blanco memutuskan untuk tetap berdiam di kantornya semalam.
Palcon mengatakan wali kota itu ada di daftar yang disebut-sebut oleh Duterte sebagai pejabat yang terlibat dalam narkoba, yang dikonfirmasi oleh seorang juru bicara dari Drug Enforcement Agency Filipina.
Menurut Drug Enforcement Agency, pembunuhan Blanco terjadi hampir satu tahun setelah Komisi Kepolisian Nasional mencabut kuasanya atas polisi lokal. Pencabutan ini dilakukan karena walikota itu diduga terlibat dalam kegiatan perdagangan narkoba illegal.
Blanco menjadi pejabat lokal terbaru yang terbunuh dalam beberapa bulan terakhir akibat diduga terjerat perdagangan obat-obatan illegal.
Filipina memiliki budaya politik yang penuh kekerasan dan mematikan. Tetapi, para pengamat menyatakan keprihatinan atas penindasan narkotika yang dilakukan Duterte.
Pembunuhan yang pejabat tinggi terakhir terjadi pada Juli lalu. Walikota Antonio Halili ditembak oleh seorang penembak jitu saat upacara pengibaran bendera di balai kota di Tanauan, selatan Manila.
Blanco dan Halili termasuk diantara enam walikota atau wakil walikota yang tewas di Filipina sejak Mei lalu.
Petugas kepolisian juga mengatakan bahwa pada Februari lalu, keponakan Blanco dan wakil walikota Ronda, Jonah John Ungab juga ditembak mati oleh orang-orang bersenjata tak dikenal setelah menghadiri sidang pengadilan.
Pembunuhan terjadi ketika pihak berwenang mengejar tindakan keras mematikan Duterte terhadap narkotika. (end)
Tinggalkan Balasan