Liputan15–Di masa pendemi Covid-19, anak sekolah banyak belajar dari rumah menggunakan teknologi. Beredar di media sosial

ada seorang ibu kesulitan mengajarkan anak belajar dari rumah, bahkan sampai geregetan dan marah viral di media sosial. Video-video itu juga menarik simpati netizen yang ikut berkomentar merasakan kesulitan yang sama.

Wajarkah memarahi anak saat tidak bisa memahami pelajaran yang diberikan?

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Diah Setia Utami menjelaskan, masa pandemi Covid-19 memiliki banyak stressor atau sumber stres yang membuat seseorang mengalami gejala stres seperti mengisolasi diri, sedih, marah, atau bahkan suasana hati yang berubah dengan cepat.

Stressor saat pandemi dapat berupa ketakutan akan virus corona, perubahan ekonomi dan kehidupan sosial, perubahan pola aktivitas menjadi lebih banyak di rumah, termasuk mengajari anak sekolah dari rumah.

Menurut Diah, stres yang muncul karena pandemi dapat membuat orang tua terutama ibu yang biasanya bertugas mengajari anak di rumah, melampiaskan kekesalan pada anak yang sulit memahami pelajaran.

“Banyak sekali hal dapat memengaruhi seorang ibu sehingga tidak bisa mengendalikan karena kejengkelan pada anak. Anak juga merupakan individu yang paling tidak berdaya di rumah sehingga lebih mudah melampiaskan kekesalannya kepada anak dibandingkan anggota keluarga lain,” kata Diah, Rabu (14/10), dilansir dari CNNIndonesia.com.

Namun, rasa kesal dan marah saja tidak cukup untuk mendiagnosis ibu yang memarahi anak punya masalah kejiwaan. Boleh jadi rasa kesal, jengkel, dan marah tersebut hanya emosi sesaat. Menurut Diah, untuk mengetahui kondisi kejiwaan seseorang perlu dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh.

“Harus diperiksa dulu dan perlu dilihat apakah terus menerus begitu, kalau iya bisa jadi ada masalah kejiwaan serius,” ucap Diah.

Diah menyarankan agar setiap ibu dapat lebih memahami kondisi anak yang sulit memahami informasi baru. Ibu juga harus beradaptasi dengan kondisi adaptasi kebiasaan baru dan mencoba sejumlah cara yang kreatif untuk membuat anak memahami suatu pelajaran. (Anton)