Tuduhan itu meliputi saluran televisi Dozhd dan surat kabar independen terkemuka di Rusia, Novaya Gazeta, yang salah satu editornya dianugerahi Nobel Peace Prize tahun lalu.
Ukraina melaporkan bahwa serangan militer yang diperintahkan Presiden Rusia Vladimir Putin sejak 24 Februari telah menewaskan setidaknya 198 orang, termasuk tiga anak-anak. Ukraina juga menyebut kekhawatiran konflik lebih beasr di Eropa.
Mengutip permintaan dari Kejaksaan Agung, Roskomnadzor mengatakan media akan diblokir kecuali mereka menghapus ‘informasi yang tidak dapat diandalkan’.
Kementerian Pertahanan menuduh Novaya Gazeta menyebarkan ‘informasi palsu yang disiapkan geng pemabuk nasionalis (Ukraina)’. Pernyataan ini mengikuti Putin yang menyebut kepemimpinan Ukraina sebagai ‘gang pecandu narkoba dan neo-Nazi’.
Novaya Gazeta menerbitkan pemberitaan pada Jumat dalam bahasa Rusia dan Ukraina atas solidaritas dengan Ukraina.
“Kami tidak akan pernah mengakui Ukraina sebagai musuh dan bahasa Ukraina sebagai bahasa musuh,” kata editor Novaya Gazeta, Muratov, dalam sebuah video.
Baca artikel CNN Indonesia “Ramai Warga Rusia Protes Presiden Putin Soal Invasi Ukraina” selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220305075212-134-767046/ramai-warga-rusia-protes-presiden-putin-soal-invasi-ukraina/2.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan