LIPUTAN15.COM – Wabah penyakit diare menjadi ancama serius bagi warga pasca bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di kota Manado.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Manado Steven Dandel mengatakan, terkait potensi krisis kesehatan pasca bencana, yang paling utama adalah ancaman penyakit diare.

“Ancaman penyakit diare perlu jadi perhatian serius karena kulitas air yang menurun terutama kualitas air minum untuk masyarakat,” jelas Dandel Kamis (2/2/2023).

Sementara menurut Dandel, untuk wabah DBD masih belum karena cuaca yang masih hujan.

Dandel juga menyampaikan, pihaknya telah berupaya meminta ketersediaan tablet – tablet untuk Pembersih sumber air di Kementrian Kesehatan, namun hingga kini masih belum tiba.

Sejak banjir melanda pada 27 Januari, Dinkes kota Manado telah mendirikan posko – posko kesehatan di sejumlah titik lokasi bencana.

“Pada saat itu kami langsung mengirim tim reaksi cepat yang langsung mobile dan langsung mendirikan 8 posko kesehatan serta ada juga yang melayani secara mobile. Hari pertama itu kami melayani sebanyak 61 orang yang membutuhkan pemeriksaan kesehatan darurat termasuk rujukan darurat yang harus kami bawa ke rumah sakit,” ungkap Dandel.

Lanjut, di hari ke 2 posnya bertambah menjadi 18 titik, rata rata yang dilayani berkisar 495 kasus penyakit dan yang paling banyak infeksi saluran pernapasan atas dan gatal – gatal dan titik yang tertinggi yaitu ada 22 pos yang melayani 725 kasus penyakit, namun 2 hari kemudian turun menjadi kurang lebih 200an, pungkasnya. (Ky)