Orang nomor satu Sulut ini juga bangga semboyan hidup masyarakat sehingga kesadaran dari masyarakat tentang filosofi dari para pemuka-pemuka dan tokoh-tokoh masyarakat Sulawesi Utara selalu dijaga.
Dengan semboyan yang membudaya, menurutnya membuat kondusifitas masyarakat aman dan damai. Dan hal ini membawa dampak-dampak yang positif bagi masyarakat Sulawesi Utara, termasuk iklim investasi, yang didalamnya sektor pariwisata.
Ia mengakui untuk memelihara kerukunan beragama di Sulawesi Utara ini banyak sekali tantangannya. Sehingga dibutuhkan kerjasama antar umat beragama untuk menyelesaikan setiap permasalahan-permasalahan itu.
Tantangan itu termasuk tantangan ideologi trans nasional. Untuk mengatasi itu pihak Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara selalu meningkatkan internalisasi nilai empat pilar, yaitu Pancasila, Undang-Undang, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. “Ini yang selalu kita sosialisasikan dari tingkat pendidikan SD, SMP, dan SMA,” pungkasnya. (*)

 
 

 
													 
									 
									 
									 
									 
									 
									
Tinggalkan Balasan