Ia juga menyampaikan W/KI GMIM terus berkiprah dan berperan aktif.

“Teruslah memberi diri dalam kehidupan rohani, aktif dalam kegiatan-kegiatan W/KI karena ada pepatah yang mengatakan di balik laki-laki yang sukses ada wanita yang kuat. Saya sampaikan lebih dari itu, bukan hanya di balik laki-laki yang sukses tetapi di balik keluarga yang sukses ada wanita yang kuat,” tandasnya.

Kaum ibu, sebut Kandouw adalah center dari semua kegiatan dalam keluarga. “Keluarga akan sukses dan berhasil karena peran serta ibu-ibu,” ujarnya.

Kandouw juga mengingatkan tiga poin penting yang merupakan isu-isu di Sulut, yang sangat memerlukan bantuan ibu-ibu.

Pertama, adalah masalah stunting, bahwa secara nasional, stunting masih 17 persen. Artinya dari 100 orang ada 17 yang stunting.

“Di Sulut, puji Tuhan kita berhasil menurunkan dari 15 jadi 14 persen. Kenapa Presiden Jokowi selalu mengingatkan stunting ini, karena stunting ini sangat mempengaruhi dengan intelegensia, dengan kepandaian dengan kemampuan manusia untuk menghadapi sesuatu. Orang kalau stunting akan kurang mengaplikasikan sensorik dan motoriknya apalagi intelegensianya. Bayangkan kalau 100 juta ada 17 juta orang yang seperti ini. Sangat berbahaya,” tegasnya.

PBB, lanjutnya, telah menetapkan angka stunting normal itu 7 persen. Indonesia masih 17 persen, Sulut 15 persen.

“Bagaimana menurunkannya, ibu-ibulah yang menentukan gizi buat anak-anaknya. Ibu-ibu yang menentukan untuk menyampaikan kepada generasi untuk jangan kawin di bawah umur, jangan punya anak di bawah umur. Karena itu berpotensi stunting. Mari kita antisipasi stuting ini.