LIPUTAN15.COM,MINUT – Salah satu area lokasi tambang di Desa Tatelu kini bermasalah. Keputusan PT MSM yang menutup sekaligus menjadikan lokasi tambang ini menjadi Objek Vital Nasional (Obvitnas), menuai protes masyarakat.
Terpantau media ini, dilokasi tambang yang sudah di tutup oleh PT MSM, sempat terjadi argumentasi antara kelompok penambang dengan beberapa petugas keamanan dari Satuan Brimbob, Selasa (23/5/2023).
Miris menurut warga, sudah ada kesepakatan antara warga tambang bersama MSM, tapi kenyataannya kesepakatan itu ibarat sebuah trik untuk menyenangkan hati warga.

Warga yang dipimpin Frangki menolak keberadaan baliho yang tertulis dan menyatakan area tambang tersebut sudah menjadi Objek Vital Nasional (Obvitnas).
Kepada sejumlah media Frangki menjelaskan, sebelum itu pihak penambang telah mengadakan kesepakatan berupa komitmen dengan pihak MSM pada bulan Maret lalu.
Berdasarkan kesepakatan awal, lokasi tambang di tutup sementara oleh perusahaan dan akan dibuka lagi Tanggal 25 April 2023.
Tetapi mirisnya,setelah sampai pada waktu yang disepakati untuk dibuka,pihak perusahaan justru mengulur waktu hingga tanggal 4 Mei 2023.
“Intinya perusahaan tidak komitmen. Dorang talalu banyak bajanji.Bagaimana dengan masyarakat yang sebagian besar menggantungkan kebutuhan hidup ditambang tersebut?,” Ungkap Frangki yang didampingi ratusan warga.
Sikap tarik ulur waktu oleh perusahaan sangat membakar emosi para penambang yang diketahui adalah warga sekitar tambang Desa Tatelu. Adanya pemberitahuan melalui baliho, bahwa lokasi tersebut sudah menjadi Obvitnas, justru mengundang pertanyaan masyarakat sekitar.
Bersama warga lainnya, Frangki yang kerap di sapa waseng ini bakal melakukan aksi yang lebih heboh lagi, apalagi pihak perusahaan belum membuka lokasi batu emas yang sudah puluhan tahun menjadi tempat mencari nafkah warga sekitar.
“Kalau perlu ada tumpah darah, torang siap hadapi pihak perusahan yang terkesan tidak mementingkan nasib warga. Jangan rampas hak kami warga disini, torang disini datang mancari” Kecam pria bertato ini saat berada di lokasi tambang Batu Emas.
Dilokasi yang sama,Glen yang juga adalah pengolah lokasi tambang mengatakan sangat kecewa.Ia menarangkan, selain sudah ada kesepakatan dengan perusahaan, keberadaan lokasi tambang ini juga sudah dibicarakan dengan pemerintah Kabupaten Minahasa Utara.
“Yang sangat kami sesali, perusahan telah berkomitmen. Tapi dimana komitmen itu.
Mereka pernah menawarkan kami untuk bermitra dengan mereka. Bagi kami apapun itu kalau ada yang menguntungkan bagi kami para penambang,bisa dibicarakan. Tapi harus dilaksanakan, bukan mengulur waktu tanpa kepastian.Perlu saya ingatkan, pokok dari semuanya ini, tambang adalah sumber matapencaharian kami ,”ujar Glen.
Lebih jauh dikatakannya,hasil pertemuan dengan Bupati Minut adalah selama belum ada kelanjutan pembicaraan dengan pihak perusahaan terkait kemitraan, Bupati bilang,silahkan bekerja terus tetapi harus mengutamakan keselamatan.
“Menurut Bupati beberapa waktu lalu saat kami menemuinya di JGC, kami bisa bekerja.Bahkan ia menasehati kami supaya memperhatikan keselamatan,” kata Glen.
Salah satu pengusaha tambang emas Ishak Tambani berharap pemerintah Kabupaten Minahasa Utara turun tangan, dengan adanya permasalahan antara warga dan pihak perusahan.
“Peran pemerintah harus hadir ditengah permasalahan ini karena sebagian besar warga menghidupi seluruh keluarganya bergantung di tambang Tatelu. Hadirnya pemerintah dapat memberikan solusi agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan,” Sentil Izhak.
Sementara, Hendry Walukou selaku Ketua Koperasi Produsen Batu Emas, mengharapkan kepada masyarakat agar menjaga ketertiban dan keamanan selama kegiatan berlangsung.
” Saya berharap semua teman – teman bersikap dingin. Jangan ada kekerasan atau pengrusakan karena, ada upaya – upaya untuk menyelesaikan dengan pihak pemerintah dan perusahan”. Kata Walukou.(Jane Lape )
Tinggalkan Balasan