LIPUTAN15.COM – Presiden Jokowi baru saja menyoroti fenomena yang membuat negara kita memiliki rasio rendah di bidang pendidikan. Rasio pendidikan S2 dan S3 terhadap populasi produktif di Indonesia masih sangat rendah. Dia sendiri kaget karena negara kita berada di angka 0,45%, sedangkan negara tetangga seperti Vietnam dan Malaysia saja sudah berada di angka 2% lebih. Patokan negara maju sendiri berada di angka 9,8%. Wow sangat jauh bukan, negara kita?
Ini yang menjadi tantangan bagi kita semua, termasuk bagi calon pemimpin yang kini sedang menghadapi ujian untuk menemukan kandidat terbaik bagi tanah air tercinta. Pastinya yang paham betul kebutuhan rakyat, termasuk soal pendidikan yang menjadi kebutuhan krusial untuk menjalankan kehidupan berbagsa dan bernegara.
Tapi dari 3 capres, yang punya program bagus soal pendidikan dan sudah sempat diimplementasikan dengan baik dalam rekam jejaknya hanya Ganjar Pranowo. Tidak percaya, sini-sini kutunjukkan.
Anies Baswedan memang punya latar belakang sebagai dosen. Tapi saat diamanahi sebagai menteri pendidikan, performanya dalam bekerja tidak bisa maksimal. Karena dia justru melakukan beberapa kesalahan, hingga membuatnya harus dipecat sebelum waktunya purna. Pun saat menjadi Gubernur di ibukota, di eranya angka anak putus sekolah dasar menjadi tertinggi se-Indonesia.
Kalau Prabowo memang tidak punya pengalaman dalam berkontribusi di dunia pendidikan, tapi programnya untuk mengatasi bidang krusial itu adalah makan dan minum susu gratis. Nalar, tidak? Jawab sendiri, saja. Perut kenyang, tapi otak tidak bisa jalan tanpa ilmu, bung!
Ganjar sendiri selama menjadi Gubernur Jawa tengah, sudah memajukan bidang pendidikan lewat berbagai hal. Yang paling besar ada SMKN Jateng gratis yang dirintis 3 sekolah bersistem boarding school, dengan kebutuhan sekolah maupun sehari-hari ditanggung oleh pemprov.
Berhasil dengan 3 sekolah gratis yang setelah lulus anak-anaknya disalurkan ke lapangan kerja, Ganjar melebarkan SMKN Jateng gratis bersistem semi boarding school di 15 daerah. Khususnya didirikan di daerah blank spot.
Tidak berhenti di sana, karena Ganjar juga masih punya program sekolah advokasi, sekolah virtual bagi mereka yang putus sekolah, sampai ke pendidikan dasar bermuatan antikorupsi dan pendampingan bagi teman-teman difabel.
Itu dalam ranahnya sebagai badan eksekutif di daerah, jika nanti dia diamanahi sebagai presiden negeri ini beberapa program pendidikan sudah dirancangnya. Diantaranya Satu Keluarga Miskin, Satu Sarjana.
Dari sana S2 sampai S3 bisa diusahakan lewat beasiswa, lewat kerjasama negara dengan beberapa universitas maupun berbagai pihak untuk menyediakannya. Ganjar sendiri sudah pernah membantu warga dari Papua yang sedang kuliah pasca sarjana di Jateng.
Karena dia kehabisan dana, maka datang kepada Ganjar. Uluran tangannya itulah yang membuat mahasiswa Undip bernama Selviana Indira bisa melanjutkan program megisternya. Bukankah itu bekal yang cukup untuk meningkatkan rasio pendidikan tadi? Ya jelas itu adalah modal besar untuk memajukan pendidikan anak-anak di Indonesia.
Yang utama adalah niatnya yang tinggi dan realisasinya yang memang diadaptasi dari keberhasilan Ganjar dalam mengelola pendidikan di Jateng. Kalau sudah berbekal pengalaman begitu, siapa yang akan meragukannya? Tidak ada, pasti tumbuh keyakinan bahwa Ganjar akan meningkatkan rasio pendidikan, karena lewat bidang tersebut menjadi satu jalur menuju akselerasi Indonesia emas.
Bukan hal yang mustahil jika pendidikannya berkembang, ekonomi juga akan tumbuh terus diikuti dengan bidang lainnya. Kalau sudah dijawab begitu, artinya Jokowi tidak boleh menutup mata bahwa memang tampuk kepemimpinan selanjutnya tidak boleh diberikan kepada orang sembarangan yang justru tidak punya solusi untuk permasalahan yang baru saja dia sadari.
Hanya Ganjar yang mampu, karena program gagasannya sendiri saja selalu dikemas dengan inovasi sesuai perkembangan zaman. Tidak akan sulit mewujudkan pendidikan yang baik untuk generasi muda tanah air, karena Ganjar ini tipe calon pemimpin yang konsisten dan berusaha selalu memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negaranya.
Penulis : Rahajeng Sasha Anastria
Tinggalkan Balasan