LIPUTAN15.COM,TOMOHON-Puluhan warga di Leilem, Kabupaten Minahasa, dilaporkan mengalami sakit kepala dan sakit perut pada Sabtu, 23 Maret, yang diduga disebabkan oleh zat beracun yang berasal dari aktivitas pengeboran Pertamina Geothermal di Area Lahendong.
Hal ini menjadi perhatian dalam sebuah diskusi yang melibatkan pihak Pertamina, warga, TNI, Polri, dan pemerintah setempat di balai desa Leilem pada Senin, 25 Maret 2024.
Warga melaporkan bahwa pada pagi Jumat, sekitar jam 12 siang hingga malam hari jam 8, serta diulangi pada jam 8 malam hingga 9 malam, terdengar suara letusan yang kuat yang diduga berasal dari sumur pengeboran di kelurahan Tondangow yang berbatasan dengan Leilem.
Udara yang sangat menyengat pun keluar dari aktivitas pengeboran tersebut, membuat puluhan warga Leilem merasa tidak nyaman dan panik.
Yeri Kilala, seorang warga yang diwawancarai oleh media, menyatakan bahwa pihak Pertamina Geothermal – Area Lahendong harus menghentikan sementara aktivitas pengeboran karena kekhawatiran akan kesehatan warga tidak dipedulikan. Warga merasa terancam dengan suara letusan yang terus terjadi, dan bahkan kualitas air di daerah tersebut telah tercemar, menyebabkan ikan-ikan di desa tersebut mati.
Warga menuntut Pertamina untuk bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas mereka, karena nyawa mereka terancam. Namun, pihak Pertamina menolak untuk menutup sementara aktivitas pengeboran tersebut. Julian Lende, perwakilan dari Humas Pertamina, menyatakan bahwa gas yang dikeluarkan tidak berbahaya bagi masyarakat, dan akan menyampaikan hasil resmi kepada masyarakat Leilem keesokan harinya.
Diskusi ini menunjukkan ketegangan antara kepentingan lingkungan hidup dan industri, serta perlunya solusi yang adil dan berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan antara kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan.
Tinggalkan Balasan