LIPUTAN15.COM, BOLMUT – Pesta demokrasi di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Sulawesi Utara tak lama lagi akan dihelat.
Berbagai figur dengan latar belakang berbeda-beda pun mulai mencuat. Sebutan ‘pasar bebas’ jadi penyebab.
Mengingat pilkada 2024 di Bolmut kali ini tanpa hadirnya incumbent atau petahana.
Sehingga hajatan lima tahun sekali ini diprediksi bakal bertabur bintang. Tak heran, jika sejumlah calon bupati dan wakil bupati mulai mengapung ke permukaan publik.
Tidak sedikit sejumlah calon mulai didorong oleh masyarakat Bolmut. Mulai dari tokoh masyarakat, politisi, pengusaha, hingga birokrat.
Seperti nama Kadis Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Bolmut Fadly T. Usup. Dengan latar belakang birokrat, ayah dari dua orang anak ini dianggap masyarakat banyak keunggulan.
Diibaratkan kenyang pengalaman jadi alasan publik. Mantan Kadis PMD ini kans menjadi primadona di Pilkada Bolmut.
Mulai dari pengalaman kuat dalam mengelola administrasi pemerintahan, perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya manusia.
Kemudian, pengetahuan yang baik dalam pemerintahan karena telah bekerja dalam sistem pemerintahan yang kompleks dan memahami proses-prosesnya dengan baik.
Terbiasa dengan prosedur dan aturan berlaku, yang dapat membantu memastikan bahwa tindakan yang dilakukan harus sesuai hukum.
“Biasanya lebih baik dalam manajerial,” ungkap mereka, kelompok masyarakat.
Hal itu pun tak bertolak belakang dengan apa yang dicapainya semasa menjabat Kadis PMD.
Sosok yang sudah malang melintang di pemerintahan desa dan kecamatan itu mampu menurunkan jumlah desa tertinggal, dan menambah jumlah desa maju serta desa berkembang (lihat tabel) di Kabupaten Bolmut.

Data yang berhasil dikumpul, sejak tahun 2017 lalu, dari 106 desa yang tersebar di enam Kecamatan, Bolmut, terdapat 48 desa tertinggal. Sedangkan desa berkembang tercatat ada 45 desa, sementara desa maju berjumlah 5 desa.
Bahkan, data menunjukan, sejak saat itu Kabupaten Bolmut memiliki desa dengan kategori sangat tertinggal dengan jumlah 8 desa.
Tak butuh waktu lama, seiring dengan kepemimpinannya, pada tahun 2019 mantan Camat Bolangitang Barat ini mampu menuntaskan desa sangat tertinggal menjadi 0 (nol).
Pada tahun 2019, Fadli berhasil menurunkan desa tertinggal dari yang semula berjumlah 48 desa merosot jauh menjadi 25 desa di tahun 2019.
Sementara desa berkembang bertambah menjadi 76 desa, dari yang sebelumnya 45 desa, dan desa maju tetap berada di angka 5.
Memasuki kurang lebih empat tahun kepemimpinanya di DPMD, dirinya kembali menunjukan keberhasilnnya.
Hasilnya, di tahun 2021 perkembangan desa tertinggal turun drastis, dari yang sebelumnya di tahun 2019 berjumlah 25, tercatat tinggal 4 desa pada tahun 2021.

Begitupun pada kategori desa berkembang, dari data di tahun 2019 berjumlah 76 desa, di tahun 2021 bertambah menjadi 90 desa.
Sedangkan untuk status desa maju, menjadi 12 desa di tahun 2021, dari sebelumnya hanya ada 5 desa.
PELIPUT : NVG
Tinggalkan Balasan