Sangihe, Liputan15.com – Penjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe, Albert Huppy Wounde, mengunjungi Kampung Para di Kecamatan Tatoareng dalam rangka kunjungan kerja. Dalam kunjungan ini, Wounde berpartisipasi dalam kegiatan tradisional menangkap ikan menggunakan Seke Maneke, sebuah tradisi yang hampir punah.

Seke Maneke adalah alat penangkap ikan tradisional yang terbuat dari bambu dan janur yang dianyam dengan rotan. Tradisi ini merupakan warisan budaya masyarakat Pulau Para yang dulunya digunakan secara luas sebelum tergerus oleh waktu sejak tahun 1980-an. Upaya untuk menghidupkan kembali tradisi ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Penjabat Bupati Sangihe.

“Bersyukur hari ini bisa melaksanakan kegiatan Seke. Seke ini sudah punah sebenarnya dan pada tahun ini kami berupaya untuk melaksanakannya lagi,” ujar Elengkey Nesar, Kepala Kampung Para, yang juga dikenal sebagai Kapitalaung.

Wounde mengaku terkesan dengan tradisi Seke Maneke yang memanfaatkan bahan-bahan alami. Ia menilai pelestarian tradisi ini memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan dan mengangkat nama Kampung Para sebagai destinasi wisata yang unik.

“Luar biasa, ini sangat unik. Saya berharap tradisi ini terus dilestarikan. Dengan menampilkan kegiatan budaya seperti ini, kita bisa menghadirkan wisatawan dan menjadikan Kampung Para lebih dikenal,” ujarnya.

Lebih lanjut, Wounde menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebagai bagian dari upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di Pulau Para. Ia mengapresiasi upaya masyarakat dalam menjaga kebersihan, namun tetap mengingatkan akan perlunya peningkatan kesadaran terhadap sampah plastik yang masih ditemukan di beberapa tempat.

“Perlu kesadaran untuk menjaga lingkungan dari sampah. Meski saya lihat sudah cukup baik, namun masih ada sampah-sampah plastik yang bertebaran. Kita jaga bersama lingkungan kita agar pengembangan pariwisata di sini berkembang,” tambahnya.

Kegiatan Seke Maneke diharapkan tidak hanya menjadi simbol kebangkitan kembali tradisi lokal, tetapi juga menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan yang ingin menikmati keunikan budaya dan keindahan alam Pulau Para. Pemerintah daerah bersama masyarakat setempat terus berkomitmen melestarikan tradisi ini dan menjadikan Pulau Para sebagai destinasi wisata yang menarik dan ramah lingkungan.

Dalam pertemuan dengan masyarakat, Wounde meminta dukungan masyarakat untuk mendoakannya dalam berbagai upaya yang akan dilakukan ke depan, termasuk memenuhi kebutuhan jaringan internet yang masih dikeluhkan warga Kampung Para. Ia juga meminta masyarakat untuk terus berbenah sebagai Desa Wisata, memperhatikan kebersihan dan kenyamanan lingkungan, aspek kesehatan, serta membuat paket wisata yang dapat dikolaborasikan dengan pihak travel mengingat salah satu kendalanya terkait layanan transportasi.

Acara Seke Maneke dan tatap muka dengan masyarakat turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah dan beberapa pejabat lainnya, perwakilan legislatif Benhur Takasihaeng, SE dan Ferdy Panca Sinedu, ST, pejabat Dinas Pariwisata Provinsi dan Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulut, Guru Besar Pariwisata Politeknik Negeri Manado Prof Dr Dra Bet El Silisna Lagarense MM Tour, Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA), dan Ketua Asosiasi Desa Wisata Indonesia (ASIDEWI).