Sangihe, Liputan15.com – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2024 menjadi salah satu ajang politik yang dinanti-nantikan oleh masyarakat. Di tengah ketatnya persaingan para kandidat, muncul satu sosok yang dikenal sebagai figur penyejuk, yakni Pdt. Patras Madonsa. Sebagai tokoh agama, budaya, dan adat, kehadiran Pdt. Madonsa membawa angin segar di tengah dinamika politik yang sering kali memanas.

Pdt. Patras Madonsa merupakan mantan Ketua Sinode Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST), organisasi gereja terbesar di Sangihe. Perannya sebagai pemimpin spiritual di GMIST tidak hanya membuatnya dihormati di kalangan umat Kristiani, tetapi juga diakui sebagai tokoh yang mampu menjembatani perbedaan pandangan di tengah masyarakat.

Integritas dan kebijaksanaannya dalam menyikapi permasalahan sosial dan politik menjadikan Pdt. Madonsa sebagai sosok yang dipercaya banyak pihak untuk menjaga kedamaian dan kerukunan di Sangihe.

Selain sebagai tokoh agama, Pdt. Patras Madonsa juga merupakan Ketua Badan Adat Kabupaten Sangihe. Di bidang adat dan budaya, beliau dikenal sebagai penggerak utama dalam menjaga kelestarian nilai-nilai tradisional masyarakat Sangihe.

Sebagai seorang budayawan, Madonsa memegang peran penting dalam memperkuat identitas masyarakat lokal melalui berbagai kegiatan adat dan budaya, yang semakin mengokohkan posisinya sebagai figur sentral dalam kehidupan sosial Sangihe.

Kini, Pdt. Patras Madonsa maju sebagai calon Wakil Bupati Sangihe dalam Pilkada 2024. Ia berpasangan dengan Jabes Ezar Gaghana, mantan Bupati Sangihe periode 2017–2022 yang juga merupakan Ketua Pelayanan Kategorial (Pelka) Bapak Sinode GMIST. Kolaborasi dua figur yang memiliki rekam jejak kepemimpinan ini diusung oleh Partai Golkar dan Demokrat Sangihe.

Kehadiran keduanya di kancah politik Pilkada memberikan alternatif yang diharapkan mampu membawa keseimbangan antara pembangunan, keadilan sosial, serta pelestarian budaya lokal.

Pdt. Patras Madonsa dikenal tidak hanya sebagai pemimpin yang bijaksana tetapi juga sebagai sosok yang memiliki pendekatan inklusif, mengedepankan dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan perbedaan.

“Saya ingin menjadi berkat bagi Sangihe di ujung kehidupan yang Tuhan percayakan,” ujar Madonsa.

Dalam konteks politik, hal ini sangat penting untuk menjaga stabilitas dan harmoni di tengah masyarakat yang beragam. Kepemimpinan Madonsa yang santun dan penuh toleransi diharapkan mampu meredam ketegangan yang sering kali muncul selama masa kampanye dan kontestasi politik.

Dengan dukungan yang kuat dari partai politik besar, serta modal sosial dan spiritual yang dimilikinya, Pdt. Patras Madonsa menjadi figur penting yang diharapkan mampu mengawal proses demokrasi yang damai dan harmonis di Pilkada Sangihe 2024.

Sosoknya yang menyejukkan tidak hanya diharapkan membawa keseimbangan di arena politik, tetapi juga menjadi inspirasi bagi masyarakat Sangihe untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan, kerukunan, dan perdamaian di tengah perbedaan.