Sangihe, Liputan15.com – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe menggelar Rapat Koordinasi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) sekaligus melantik Tim Percepatan Penurunan Stunting yang dikukuhkan langsung oleh Bupati Kepulauan Sangihe, Michael Thungari, S.E., M.M., Rabu (09/7/2025).
Dalam sambutannya, Bupati Thungari menegaskan pentingnya penanganan stunting sebagai isu krusial yang menyangkut masa depan generasi muda dan kemajuan daerah. Ia menekankan bahwa penurunan angka stunting merupakan prioritas nasional, sejalan dengan instruksi Presiden Republik Indonesia.
“Persoalan stunting tidak bisa dianggap remeh. Ini menyangkut kualitas generasi masa depan. Dua fokus utama presiden dalam sektor kesehatan saat ini adalah stunting dan tuberkulosis (TBC),” ujar Thungari.
Bupati juga menyoroti pentingnya data yang akurat sebagai landasan dalam penyusunan strategi intervensi. Menurutnya, data harus mencerminkan kondisi nyata di lapangan agar kebijakan dan tindakan yang diambil tepat sasaran.
“Keakuratan data adalah fondasi keberhasilan program. Siapa anaknya, di mana tempat tinggalnya, dan apa masalah keluarga yang dihadapi—semua itu harus diketahui secara detail. Jangan hanya sekadar estimasi administratif,” tegasnya.
Berdasarkan data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) per Februari 2025, terdapat lima kecamatan di Sangihe yang tercatat nihil kasus stunting, yakni Kecamatan Tabukan Selatan Tengah, Tabukan Selatan Tenggara, dan tiga kecamatan lainnya. Di sisi lain, Kecamatan Tahuna menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi yakni 23 kasus, disusul Manganitu 20 kasus, Tahuna Timur 18 kasus, dan Manganitu Selatan 17 kasus. Total keseluruhan kasus stunting di Kabupaten Sangihe tercatat sebanyak 105 kasus.
Thungari juga mengungkapkan dua pendekatan penting dalam pencegahan stunting sebagaimana disampaikan oleh Menteri Kesehatan, yakni mencegah anemia pada ibu hamil dalam 9 bulan pertama kehamilan serta memastikan asupan protein hewani cukup bagi bayi di 6 bulan pertama setelah kelahiran.
“Jangan sampai anak-anak kita cuma diberi bubur instan atau makanan tanpa cukup protein hewani. Ini yang menyebabkan berat badan bayi tidak naik. Edukasi pola makan keluarga harus menjadi perhatian kita bersama,” tambahnya.
Bupati juga menyampaikan apresiasi kepada kalangan akademisi, khususnya dari Politeknik Negeri Nusa Utara, yang turut bergabung dalam struktur TP3S. Ia berharap kehadiran akademisi dapat mendorong pendekatan berbasis riset dan inovasi dalam intervensi program.
“Kontribusi ilmiah dari para akademisi sangat kami harapkan untuk memperkaya analisis dan solusi. Kita butuh intervensi yang tepat, inovatif, dan berkelanjutan,” ujar Thungari.
Rapat ini dihadiri oleh jajaran Forkopimda, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, kepala OPD terkait. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe berkomitmen untuk memperkuat sinergi lintas sektor dari tingkat kabupaten hingga desa/kampung dalam mewujudkan generasi Sangihe yang sehat, cerdas, dan bebas dari stunting.
Tinggalkan Balasan