LIPUTAN15.COM,MANADO-Liga Sepak bola Karyawan (Gala Karya) Piala Gubernur 2025 yang dilaksanakan di Stadion Klabat  tercoreng oleh ulah oknum panitia yang tidak profesional yang diduga menerima uang ‘haram’ untuk membela salah satu tim.

Seperti terjadi di  Tim Dari Pemkot Manado yang dirugikan oleh keputusan panitia. Pasalnya, dari informasi Pemkot Manado sudah menang 3:1 dari Pemkab Sitaro, tetapi dianulir oleh ketua panitia karena panitia menerima protes dari tim Pemkab Sitaro yang mengadukan berkas dari tim pemain dari Pemkot Manado tidak lengkap.

Panitia menerima uang protes 2,5juta. Sehingga panitia memutuskan untuk mengulang lagi pertandingan antara Pemkot Manado Vs Sitaro. Tetapi hal ini tidak diterima oleh tim pemain dari Pemkot Manado. Dikarenakan berdasarkan keputusan wasit mereka sudah menang 3;1,  dan harus melawan BSG di Semifinal.

Oleh karena  keputusan  ketua panitia, mereka dirugikan. Karena  panitia menyatakan Pemkot Manado dikeluarkan dan tidak bisa mengikuti semifinal.

Menurut pemain Pemkot Manado seharusnya panitia profesional. Kalau masalah administrasi yang kurang seharusnya dari pertama harus dilakukan skrining berkas. Tidak perlu harus mengeluarkan keputusan mendiskualifikasi Tim Pemkot Manado. Karena ini hanya urusan adminitrasi seperti tidak ada foto dan nama tidak lengkap. Harusnya ini bisa dilengkapi tidak perlu harus mendiskualifikasi tim. “Karena hampir semua tim tidak lengkap berkasnya. Kami sudah menanyakan kebagian adminitrasi hanya tiga tim lengkap berkasnya. Kenapa hanya Pemkot Manado didiskualifikasi,” tanya mereka.

Oleh karena keputusan panitia yang tidak profesional mencoreng Liga Sepak bola Karyawan (Gala Karya)  Piala Gubernur 2025.

Sementara itu, Ketua Panitia Sepak Bola Gala Karya Feliks Lasut ketika dikonfirmasi lewat Whastshap tidak menjawab sampai berita ditayangkan.

Terpisah, Kadispora Sulut, Jemmy Ringkuangan, AP, M.Si mengatakan, bahwa setiap bentuk protes dan keberatan peserta akan ditindaklanjuti sesuai mekanisme resmi dan aturan yang berlaku.

Dispora Sulut meminta semua pihak untuk menahan diri serta menghormati proses verifikasi yang sedang berjalan. Kompetisi ini harus menjadi wadah kebersamaan dan sportivitas, bukan polemik yang merusak nilai olahraga itu sendiri.

JR sapaan akrab Kadispora Sulut, menekankan bahwa Gala Karya adalah ajang silaturahmi dan prestasi yang menjunjung tinggi nilai fair play, kejujuran, dan profesionalisme. Kadispora Sulut, Jemmy Ringkuangan, AP, M.Si, menambahkan bahwa segala keputusan akan diambil secara transparan, adil, dan objektif demi menjaga marwah olahraga di Sulawesi Utara.

Kadispora Sulut Jemmy Ringkuangan menegaskan bahwa sebuah kompetisi, khususnya sepak bola, sejatinya adalah sarana untuk membangun kebersamaan, ikatan persaudaraan, serta semangat rukun dan damai di tengah masyarakat. Lebih dari sekadar soal menang atau kalah, olahraga adalah perekat persatuan dan semangat untuk terus melangkah maju bersama.

Selain itu, ajang Gala Karya ini juga digelar dalam rangka memeriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, sebagai wujud nyata bahwa olahraga mampu mempererat persaudaraan sesama anak bangsa di Sulawesi Utara. Melalui semangat kemerdekaan, olahraga menjadi jalan untuk merayakan kebersamaan, persatuan, dan optimisme menuju masa depan yang lebih baik.

Dengan semangat “Torang Samua Cipta Prestasi”, Pemprov Sulut mengajak seluruh peserta, panitia, dan masyarakat untuk menjunjung tinggi sportivitas, menjaga persatuan, serta mendukung kelancaran kompetisi hingga selesai dengan baik.