Liputan15.com,Minut — Bupati Minahasa Utara, Joune Ganda, mengambil langkah cepat dan tegas dalam menangani puluhan siswa SMP Negeri 12 Airmadidi yang diduga mengalami keracunan makanan usai menyantap Menu Makanan Bergizi (MBG) Gratis.
Ia menginstruksikan semua instansi terkait, terutama dinas kesehatan dan pendidikan, bekerja sama untuk mendukung rumah sakit memberikan perawatan maksimal tanpa hambatan administratif.
“Saya langsung perintahkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing untuk bantu pihak rumah sakit dalam memberikan layanan medis kepada korban,” ujar Bupati Joune saat dikonfirmasi.
Ia juga mengingatkan agar penanganan medis bagi para korban tidak terhambat oleh masalah administrasi, khususnya status kepesertaan BPJS Kesehatan.
Dalam kondisi darurat seperti ini, Bupati menegaskan agar rumah sakit tidak menunda atau menolak pelayanan medis meski ada kendala pada dokumen BPJS.
“Status BPJS yang aktif atau tidak, tidak boleh menjadi alasan untuk menunda tindakan medis. Pelayanan harus sama bagi semua korban, kelengkapan administrasi menyusul kemudian,” tegas Joune Ganda.
Untuk membantu kelancaran perawatan, Bupati juga telah memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minut untuk menyalurkan bantuan seperti kasur bagi rumah sakit yang kekurangan fasilitas.
Kepala BPBD juga memastikan dukungan terus berlanjut sampai semua korban tertangani dengan baik.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Minut, Jofieta Supit, mengatakan bahwa sejak malam kejadian hingga siang hari, pihaknya terus memantau kondisi siswa yang dirawat di tiga rumah sakit berbeda, yaitu RSUD Walanda Maramis, RSU Tonsea, dan RSU Hermana Lembean.
“Ada sebagian yang menjalani rawat jalan dan sebagian rawat inap. Kami juga tahu kondisi ruang perawatan di RSU Tonsea yang sempat kekurangan tempat tidur, tetapi rumah sakit segera membuka aula sebagai ruang perawatan tambahan,” jelas Jofieta.
Peristiwa keracunan ini terjadi pada Rabu, 26 November 2025, dan menimbulkan kecemasan karena tidak hanya siswa yang terdampak, tetapi juga beberapa guru.
Gejala umum yang dialami adalah sakit perut, muntah, dan diare.Respons cepat dan koordinasi antar instansi menunjukkan komitmen Pemkab Minut dalam menjaga keselamatan dan kesehatan warga, terlebih generasi muda.(*)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan