LIPUTAN15.COM,SANGIHE – Pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Poprov) segera akan bergulir pada November 2025 mendatang. Semua atlit dari berbagai Cabang Olahraga (Cabor) sudah siap mengikuti ajang olahraga dua tahun sekali. Namun sangat di sayangkan, salah satu Cabor andalan Kabupaten Sangihe yang selama ini penyumbang medali di ajang turnamen yakni Tinju di rudung masalah.
Pasalnya, ada lima atlit tinju andalan Kabupaten Sangihe terpaksa hengkang ke Kabupaten Siau, Tagulandang dan Biaro (Sitaro) di ajang Porprov mendatang yang akan dilaksanakan di Kota Manado.
Ketua Persatuan Tinju Nasional (Pertina) Cabang Sangihe, Denny Roy Tampi ketika dikonfirmasi tak menampik akan hal tersebut.
“Jadi memang benar ada salah satu sasana yang 5 atletnya penyumbang medali selama turnamen akan main di Daerah lain,” ujar DRT sapaan Akbar Tampi.
Disinggung terkait sikap Pertina mengijinkan lima atlit tinju tersebut ke Kabupaten lain, Tampi menyatakan itu merupakan kewenangan sasana dan Pertina tidak bisa berbuat lebih.
“Kalau pelatih dari atlet – atlet tidak di akomodir sebagai pelatih di kejuaran Poprov, otomatis anak-anaknya (Atlet, red) tidak akan ikut. Dan saya juga bingung dengan pengurus Pertina Sekarang, kelihatan ada upaya untuk mengkudeta saya. Mestinya bicarakan baik- baik, karna saya juga sudah siap kalau ada yang mau jadi ketua Pertina,” tukas Tampi yang juga sebagai anggota DPRD Kabupaten Sangihe dari PDI-P.
Yang pasti kata Tampi, ketika ada permohonan dari sasana tersebut dirinya langsung mengizinkan mereka bermain dari Daerah lain.
“Nama mereka kan sudah diganti dengan atlet lain, karena mereka ingin main juga di Porprov maka saya langsung tandatangani permohonan dari pelatih,” tukasnya.
Sementara itu ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Cabang Sangihe, Tendris Bulahari ditemui dengan tegas mengatakan pihaknya akan melakukan langkah dengan akan melayangkan surat ke KONI Provinsi untuk tidak mengikutsertakan para atlit tersebut membawa nama kabupaten lain.
“Kami akan melayangkan surat ke KONI Provinsi terkait masalah ini. Karena para atlet tersebut masih tercatat sebagai atlet Kabupaten Sangihe,” tegas Bulahari.
Ditambahkan Bulahari, mestinya persoalan ini bisa diselesaikan di internal kepengurusan Pertina jangan langsung merekomendasikan atau mengiakan permohonan yang disodorkan.
“Mestinya pihak Pertina ada komunikasi dengan kami selaku pengurus KONI yang baru. Kan sangat disayangkan nasib atlet itu sendiri ketika akan bermain membawa nama Daerah lain pada akhirnya tidak bisa bermain. Ini perlu ada komunikasi sesama pengurus lagi agar hal semacam ini tidak terjadi lagi,” tutupnya. (D’ka)
Tinggalkan Balasan