JAKARTA— PT PLN (Persero) menggelar plenary session dalam acara Electricity Connect 2025 di Jakarta pada Rabu, 19 November 2025.
Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Rizal Calvary Marimbo, menegaskan bahwa kuatnya ketahanan energi menjadi kunci utama untuk mendukung percepatan hilirisasi dan pertumbuhan ekonomi nasional, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Rizal menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sangat bergantung pada ketersediaan listrik yang memadai. “Pertumbuhan ekonomi saat ini juga tak lepas dari listrik yang cukup dan handal. Kapasitas listrik yang terbatas dapat menghambat laju kemajuan ekonomi di masa depan,” ungkap Rizal.
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 gigawatt selama 10 tahun ke depan. Sebanyak 76 persen kapasitas baru akan bersumber dari energi baru terbarukan (EBT) dan teknologi penyimpanan energi yang modern.
“RUPTL memberikan sinyal jelas kepada investor bahwa Indonesia tengah menyiapkan fondasi energi yang kuat, modern, dan rendah emisi,” tambah Rizal.
Selain itu, pemerintah juga berencana memperluas jaringan listrik dengan membangun transmisi sepanjang 47.758 kilometer sirkuit dan gardu induk berkapasitas total 107.950 MVA guna memperkuat infrastruktur ketenagalistrikan nasional.
Dengan jaringan yang lebih luas dan efisien, setiap kapasitas pembangkit baru dapat tersalurkan secara optimal ke seluruh wilayah, sehingga mendukung kestabilan pasokan listrik nasional.
RUPTL 2025-2034 juga diproyeksikan mampu menciptakan lebih dari 1,7 juta lapangan kerja baru, menjadikan sektor kelistrikan sebagai motor penggerak transformasi ekonomi dan energi Indonesia.
“Keberhasilan pelaksanaan RUPTL sangat tergantung pada sinergi antar pemangku kepentingan, agar Indonesia dapat bergerak menuju sistem energi yang bersih, andal, dan berkelanjutan,” tutup Rizal.(*)
Sumber: PLN
Editor: Yolister Karame


Tinggalkan Balasan