MANADO– Di tengah lumpur dan air bah yang masih menyelimuti Aceh Barat sejak pertengahan Desember lalu, mengambil puluhan nyawa dan merobek ribuan rumah, sebuah panggilan solidaritas bergema dari negeri di timur Indonesia.

Saat perayaan Natal 2025 di Gereja GMIM Eben Haezar, Kota Manado, Jumat (26/12/2025), Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus Selvanus mengubah khotbah Natal menjadi seruan empati nasional, mengajak jemaat berbagi kasih bukan hanya dalam doa, tapi aksi nyata.Ibadah Kamis (25/12/2025) itu berlangsung khidmat, diawali lantunan kidung Natal yang meresap damai di hati ratusan jemaat.

Kehadiran Gubernur beserta istri Ny. Anik Selvanus dan keluarga menambah nuansa kekeluargaan, seolah mengikat semua orang dalam ikatan persaudaraan lintas pulau.

Mengawali sambutan dengan salam hangat “Shalom, Damai di Hati”, Yulius Selvanus menegaskan pesan kelahiran Yesus Kristus sebagai kasih universal yang harus diwujudkan.

“Natal bukan sekadar seremoni, tapi momentum refleksi untuk menumbuhkan kepedulian, toleransi, dan persaudaraan tanpa batas perbedaan,” tegasnya.

Fokus utama sambutan tertuju pada korban banjir dan longsor di Aceh Barat serta wilayah Sumatera lainnya.

“Di hari penuh kasih ini, mari satukan doa untuk saudara-saudara kita yang sedang menghadapi cobaan. Semoga mereka diberi kekuatan, pemulihan, dan bangkit kembali,” ujar Gubernur dengan nada penuh empati, menyentuh hati jemaat yang terhenyak oleh laporan korban jiwa dan kerusakan masif.

Gubernur menambahkan komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dalam solidaritas nasional, termasuk bantuan pemulihan pascabencana.

Sambutannya ditutup ucapan Selamat Natal 2025, dengan harapan semangat damai, persatuan, dan kemajuan bagi Sulut serta Indonesia seluruhnya—disambut riuh tepuk tangan yang bergema seperti simbol gotong royong bangsa.

Perayaan ini tak hanya rohani, tapi jadi pengingat bahwa di balik kilau lilin Natal, ada tangan terulur untuk yang tertimpa musibah, memperkuat ikatan negeri yang beragam.(*)

Editor: Yolister Karame