LIPUTAN15.COM, BOLMUT – Hujan yang mengguyur sejumlah wilayah Bolaang Mongondow Utara dan sekitarnya tak hanya menyebabkan banjir. Namun, kini menjadi kendala tersendiri bagi sejumlah pedagang.
Di pasar tradisional Bolangitang, Kecamatan Bolangitang Barat misalnya, para pedagang yang berdagang mulai mengeluh.
Pasalnya, air disepanjang jalan lokasi para pedagang berjualan tergenang air hingga menyebabkan ‘Bapece’ atau biasa disebut becek. Terutama setiap kali turun hujan.
Sebagaimana pantauwan dilokasi, Rabu (1/2/2023) sejumlah pembeli tampak menyingsingkan celana, berjalan dengan hati-hati di atas kayu menutupi kubangan yang ada.
Pun, terpantau aktivitas jual beli tampak sepi, beberapa lapak terpantau ditutupi dengan terpal sebagian tidak.
Kondisi ini ternyata diakui pedagang mempengaruhi jumlah pembeli.
“Pembeli tidak lagi datang berbelanja mencari kebutuhan sehari-hari lantaran kondisi pasar, apalagi jualan yang berlokasi dibagian belakang seperti milik kami, kalau musim hujan begini pembeli tak ingin datang ke belakang karena becek,” keluh pedagang sayur Unon Ajuai.
Nenek yang sudah berusia 46 tahun ini mengungkapkan, padahal setiap selesai pasar kami membayar BEA, yang kalau tidak salah itu diperuntukan untuk perbaikan pasar.
“Kami berharap paling tidak pemerintah dapat melakukan penimbunan pada titik yang mudah becek. Permintaan ini sudah sering dilakukan, tapi tak tahu kenapa belum ada tindak lanjut,” bebernya.
Ditempat yang sama, Wakil ketua aliansi pedagang Mamat Ladju menerangkan, kondisi ini menyebabkan pedagang keluar masuk susah.
“Sudah berulang kali disampaikan ke Mandor pasar tapi Mandor beralasan anggaran penimbunan tidak ada,” tutup dia.
PELIPUT: NOFRIANDI VAN GOBEL
Tinggalkan Balasan