Sangihe, Liputan15.com – Pembongkaran pasar Trikora sampai dengan saat ini masi terus mendapat protes dari para pemilik Ruko, baik secara langsung dilokasi dan di media sosial seperti Facebook, dan pembongkaran tersebut di nilai tak manusiawi karena dalam beberapa kali pertemuan belum menemui kesepakatan antara pemilik ruko dan Dinas Teknis.
Salah satu penghuni ruko Yongki Darius Mogi. Dia mengatakan memang ada dua kali rapat tetapi belum mendapat kesepakatan, dan dijanjikan akan ada rapat ketiga, tetapi sampai bangunan ini di bongkar tidak perna ada rapat ketiga.
“Pada prinsipnya kami kami mendukung program pemerintah, hanya saja di sayangkan rapat pertama dan kedua dibilang katanya ada rapat lagi yakni rapat ketiga. Tapi ternyata itu tidak dilakukan dan malam kami menerima surat pada tanggal 31 Desember sekitar pukul 12.00 siang dengan bunyi harus dikosongkan sampai dengan tanggal 3 Januari,” ucapnya.
Dari pantauan media ini, saat dilakukan pembongkaran pasar trikora dengan alat berat (excavator) ada seorang pedagang jatuh pingsan karena berusaha menghalangi pembongkaran tersebut dan terpaksa digotong petugas Satpol PP dan aparat kepolisian.
Menyikapi hal ini Kabid Perdagangan Disperindag Sangihe Fera Massora ketika dihubungi terpisah menyatakan bahwa pembongkaran pasar Trikora untuk pembangunan Pasar Modern sudah melalui berbagai tahap.
Tinggalkan Balasan