LIPUTAN15.COM–Sebagai pengembang terbesar di Indonesia, nama Lippo Grup tercoreng akibat proyek perumahan Holland Village di Paniki, Kelurahan Kairagi, Kecamatan Mapanget, Manado, mangkrak.

Dari informasi ratusan warga ngamuk di, Ruang Talaud, lantai 6, Hotel Aryaduta, Rabu (30/5), ketika berdiaolog dengan Dewan pimpinan Lippo Grup yang menangani perumahan.

Mereka meminta pemimpin Lippo Grup memberi kepastian dan ganti rugi, karena rumah yang mereka bayar lunas belum ada pembangunan. Karena pertemuan tersebut tidak mendapatkan titip terang  pembeli berteriak menuntut pengembalian hak mereka.

“Kami tidak percaya jika Lippo tidak punya uang. Tapi saya percaya kalau Lippo itu penipu. Kami sudah tidak ada kepercayaan lagi dengan yang namanya Lippo. Ini sudah terangan penipuan,” kata Rivai salah satu korban dengan nada keras, diikuti teriakan korban yang lain.

Sementara itu, Komisaris Lippo Grup Theo Sambuaga meminta para korban memberi waktu bagi mereka.”Saya minta waktu sampai 1 Juli untuk melunasi. Jadi dimohon bersabar semuanya,” ungkapnya. Tapi, jawaban pihak Direksi tidak menghibur para korban. Karena para korban tidak percaya dan mereka meyakini jawaban tersebut hanya penghibur tanpa kejelasan.

Bahkan Komisaris Lippo Grup Theo Sambuaga dan Presiden Direktur Lippo Karawaci Ketut Budi Wijaya disandera oleh ratusan pembeli. Mereka meminta agar kedua pimpinan Lippo Grup menandatangani penyataan hitam di atas yang menyatakan, jika sampai  1 Juli batas ditentukan tidak dibayarkan harus dikembalikan uangnya