LIPUTAN15–Nenek enam cucu tewas dengan luka bacok di sejumlah bagian tubuhnya. Nyawa korban Alifah Kapi (50), warga Blok Silombang, Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat,  melayang di tangan tetangganya, Saelani (49). Dilansir kompas.com

Peristiwa nahas itu berlangsung Jumat (11/1/2019) sekitar pukul 22.00. Malam itu, korban bersama keluarga sedang menonton acara di televisi di dalam kamar. Sebelumnya, mereka membungkus emping yang akan dijajakan ke toko di Karangampel, Indramayu, sekitar 40 kilometer dari rumah korban. Korban adalah perajin emping.

Ketika asyik menonton, kaca jendela samping rumah pecah. Korban yang kaget sontak keluar kamar. “Pelaku (Saelani) sudah siap membacok ibu dengan golok. Ibu coba lari. Tetapi, punggungnya kena. Setelah itu, tidak tahu lagi bagaimana karena harus menyelamatkan kedua anak saya,” ujar Maemunah (33), anak korban, saat ditemui, Sabtu (12/1).

Saat kejadian, ada enam orang di rumah, termasuk korban. Maemunah berupaya kabur melalui pintu belakang dengan menggandeng dua anaknya, Ananda Fitriani (11) dan Jihan (1,5). Sementara adiknya berlindung di kamar. Ayahnya, Sunandar (60), terbaring sakit di tempat tidur.

“Saya berteriak minta tolong. Pelaku pun keluar lewat jendela,” ujar Maemunah, sambil menunjuk jendela setinggi semeter. Pelaku lalu kabur meninggalkan korban yang berlumuran darah di kepala, punggung, dan tangan. Sementara korban dibawa ke RS Permata Cirebon. Namun, nyawanya tak tertolong.

Pelaku yang tinggal tepat di depan rumah korban kemudian lari ke desa tetangga, Kedung Dawa. Di sana, dia sempat mengamuk dengan menghamburkan barang dagangan sebuah warung. Namun, warga dan polisi berhasil meringkus pelaku sebelum dibawa Kepolisian Sektor Kedawung.

“Saya tidak tahu mengapa ibu jadi korban. Selama ini, hubungan kami dengan pelaku baik. Kami biasa memberi kopi dan nasi ke pelaku. Dan, itu semua diterimanya,” ujar Maemunah.

Pelaku dan korban selama puluhan tahun sudah bertetangga. Rumah korban dan pelaku di RT 2 RW 3 Blok Silombang hanya dipisahkan jalan setapak selebar sekitar 1,5 meter. Pelaku selama ini bekerja sebagai penarik becak di sekitar Kantor Imigrasi Cirebon, tak jauh dari Desa Tuk.

Ketua RT 1 RW 3 Blok Silombang, Desa Tuk, Cirebon, menunjukkan tanah yang diklaim milik pelaku (Jaelani). Jaelani membunuh tetangga depan rumahnya sendiri.
Menurut Ketua RT 2 RW 3 Blok Silombang Muh Untung Subagja, pelaku tinggal seorang diri di rumahnya seluas 4 meter x 3 meter berdinding bata. Pelaku punya seorang kakak kandung dan tiri di desa. “Dulu, dia pernah menikah dan punya dua anak, bahkan cucu. Tapi, cerai. Tidak tahu kenapa,” kata Subagja.

Subagja tak tahu apakah ada dendam antara pelaku dan korban. “Tapi, dulunya sekilas ada tukaran (pertengkaran). Dulu juga ada masalah tanah. Pelaku mengklaim tanah depan rumahnya adalah miliknya. Korban dan keluarganya dilarang lewat sana,” ujarnya.

Menurut dia, selama ini, pelaku tidak membuat masalah dengan warga. Bahkan, pelaku diketahui kerap beribadah, seperti shalat Jumat di masjid. “Tapi, kalau diajak bercanda, dia memang cepat marah,” ucapnya.

Menurut Subagja, kasus penyerangan antar tetangga di Blok Silombang pernah terjadi 10 tahun lalu. “Saat itu, ada warga yang mengalami kelainan jiwa dan menyerang tetangganya di RT 1,” ujarnya.

Sememtara itu, Kepala Polsek Kedawung Komisaris Tutu Mulyana mengatakan, pihaknya masih memeriksa pelaku dan sejumlah saksi. “Dari keterangan sementara, pelaku memiliki kelainan jiwa. Jika kumat, dia suka marah-marah kepada warga sekitar. Namun, untuk kejelasannya, kami membawa pelaku untuk memeriksa kesehatannya di RSUD Arjawinangun,” pungkas Tutu. (end)