LIPUTAN15–Untuk menjaga keutuhan Pancasila dan NKRI, Kementerian Kominfo menggelar diskusi mengenai pencegahan dampak radikalisme dan terorisme pada generasi muda.
Kegiatan yang dilaksanakan di ruang serbaguna Kementerian Kominfo, Rabu (28/5/2019, agar bisa menciptakan konten-konten kreatif agar dapat memperlambat meluasnya jaringan radikalisme dan terorisme.
Dalam diskusi kali ini para nara sumber menjawab dengan cermat mengenai paham-paham radikalisme yang viral dimedia sosial saat ini.
Para narasumber dalam diskusi ini yaitu Drs. Sujatmiko selaku Kasubdit Kontrapropaganda BNPT, Sekretaris Brigjen Polisi Drs.Mamboying, dan kepala BPPT Prof Dr Hariyono.
Prof Hariyono mengatakan, penelitian untuk sosialisasi Pancasila ke pedesaan masih harus diperdalam lagi. “Doktrin harus dilakukan secara indoktrinatif yaitu melalui seni budaya dan hal-hal kreatif,” ujarnya.
Menurut dia, pembahasan mengenai sila-sila Pancasila, sila ke tiga dan keempat itu sudah terjangkar dalam kepribadian bangsa yaitu adanya persatuan, musyawarah, gotong royong Dan saling menghormati. “Karena itu merupakan jati diri bangsa indonesia,” sebut Memboying.
Lanjutnya, cara merubah mindset masyarakat Indonesia yaitu dengan budaya, dan bukan hanya memaparkan apa yang terjadi. “Namum mampu memberikan orientasi yang terbaik agar cara berpikir bangsa tentang ideologi bertambah. Maka materi pendidikan Pancasila harus diajarkan kembali,” ucap Hariyono.
Dia mengatakan, dengan ketetapan keppres maka pada tanggal 1 juni ditetapkan sebagai hari kelahiran Pancasila dan harus tetap dilaksanakan upacara bendera untuk diperingati oleh seluruh warga negara Indonesia.
Sedangkan mengenai radikalisme dan teroris dikatakannya, harus sesuai dengan data yang ada, kegiatan radikalisme selalu memanfaatkan situasi dan kondisi yang sedang terjadi. “Sudah banyak pula yang diblokir oleh Kominfo dan para penyebar konten kekerasan ini diproses secara hukum,” ungkapnya.
“Kementerian Kominfo juga membuat chennel khusus untuk pengguna media dan youtuber agar dapat melihat dan share video sebagai pembinaan,” ucap Sujatmiko. (Anthon)
Tinggalkan Balasan