3. Hui Ka Yan
Hui Ka Yan, pendiri Evergrande, harus kehilangan hartanya sebanyak US$18 miliar karena krisis keuangan yang dilanda perusahaan properti miliknya. Evergrande dikabarkan gagal membayar utang, sehingga nilai sahamnya di bursa Hong Kong turun menjadi US$0,19 per lembar.

Untuk tetap menjalankan bisnisnya, Hui dikabarkan harus merogoh kocek pribadi sebesar US$1 miliar. Tak sampai disana, untuk mempercepat restrukturisasi utang Evergrande, Hui juga harus membayar US$300 miliar agar utang bisnisnya tidak membengkak.

4. Zhang Yong
Pendiri Haidilao, perusahaan jaringan hotpot di China, juga mengalami hal serupa. Ia kehilangan hartanya hingga US$15,9 miliar. Pria berkebangsaan Singapura ini melakukan ekspansi bisnis dengan menggandakan jumlah restoran hingga 1.600.

Namun nasib berkata lain, pandemi membuat seluruh restorannya tidak dapat dikunjungi pelanggan setianya. Hingga akhirnya, ia harus menutup 300 restoran pada akhir tahun. Hal ini membuat saham Haidilao turun hingga 71 persen.

5. Tadashi Yanai
Tadashi Yanai, pendiri Uniqlo dan Theory, harus kehilangan hartanya hingga US$14 miliar dari total kekayaan sebesar US$30,4 miliar. Ia kehilangan sepertiga hartanya karena saham dua perusahaan miliknya rontok 34 persen akibat pandemi.