Seperti mengenai kebijakan penyesuaian tarif, kejelasan status serta tidak adanya payung hukum yang jelas.
“Dalam praktiknya, kami (para driver ojol) ini diperlakukan super eksploitatif dalam hubungan kemitraan,” ungkap Dedy.
Pada pertemuan tersebut, para driver ojol sangat mengharapkan ada solusi terkait dengan hubungan kemitraan yang dimaksud. Artinya perlu dipertegas lagi sistem kemitraan yang dimaksud agar ada prinsip keadilan.
Belum jelas dengan permasalahan tarif, lanjut Dedy, aplikator dengan seenaknya juga merekrut driver baru. Sehingga apa yang telah dilakukan oleh aplikator selama ini seolah- olah tidak bisa dikontrol. (SG)
Halaman
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan