Liputan15.com,Minsel– Kasus Demam Berdarah di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dalam tiga bulan pertama di tahun 2023 meningkat.

Namun demikian, tidak ada kasus kematian akibat kejadian ini di Kabupaten Minsel.

Informasi ini disampaikan kepada media ini oleh Kepala Dinas Kesehatan Minsel dr.Wiwin Opod “Jumlah kasus demam berdarah di Kabupaten Minahasa Selatan untuk tahun 2023, sangat meningkat, untuk itu diharapkan agar masyarakat harus melaksanakan kegiatan 3M

Dikatakannya lagi, ada tiga daerah di Kabupaten Minahasa Selatan yang dari data yang dimiliki paling banyak terdapat kasus demam berdarah.

“Ketiga kecamatan tersebut, yakni di Kecamatan Amurang Timur, Tumpaan dan Kumelembuai. Ketiga kecamatan ini selalu terjadi kasus demam berdarah yang tinggi setiap tahunnya,” tukas dr. Wiwin.

“Hal ini terjadi karena kesadaran masyarakat di ketiga kecamatan itu sangat kurang. Kami sudah sering melakukan sosialisasi, memberikan bubuk Abate dan melakukan fogging, namun setiap tahun kasus yang sama selalu ada,” ucapnya.

Namun demikian, kamu melihat bahwa kesadaran masyarakat yang rendah membuat kasus demam berdarah di ketiga kecamatan itu selalu terjadi setiap tahunnya.

“Nyamuk demam berdarah itu sebenarnya hidup di air bersih. Kurangnya kesadaran masyarakat menyebabkan banyak tempat tampungan air yang tidak di tutup, botol-botol serta gelas air mineral yang dibuang sembarangan menjadi penyebab utama adanya kasus itu,” katanya.

Menurutnya, walaupun sudah dilakukan sosialisasi, diberikan bubuk Abate dan lakukan fogging namun jika pola perilaku masyarakat tidak dirubah maka kasus itu akan terus terjadi.

“Kami terus melakukan himbauan dan sosialisasi melalui Puskesmas-Puskesmas agar kasus demam berdarah dapat ditekan,” tutur nya.

Diungkapkan dr. Wiwin Opod, anak-anak yang berumur lima sampai sebelas tahun menjadi yang paling rentan terkena penyakit demam berdarah. Sementara untuk orang dewasa sangat sedikit yang terkena penyakit ini.