Sangihe, Liputan15.com – Dalam tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2024, muncul fenomena menarik di media sosial, khususnya di platform Facebook. Nama Hironimus R. Makagansa (HRM) menjadi viral dan banyak diperbincangkan oleh masyarakat. Meski tidak maju sebagai bakal calon bupati karena tidak mendapat rekomendasi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), nama HRM tetap mencuat dan disebut-sebut sebagai kandidat yang dirindukan oleh masyarakat Sangihe.
Setelah pendaftaran bakal calon Bupati dan Wakil Bupati di KPUD Kabupaten Kepulauan Sangihe selesai, popularitas HRM justru semakin meningkat. Meskipun tidak menjadi peserta dalam kontestasi Pilkada, banyak warga yang menyatakan dukungannya terhadap HRM di berbagai postingan dan komentar di Facebook, mengisyaratkan kerinduan mereka akan kepemimpinannya.
Kepada Liputan15.com di Gedung DPRD Kabupaten Kepulauan Sangihe, Hironimus Makagansa memberikan tanggapannya terkait fenomena ini. Dengan senyum khasnya, ia menyebut bahwa dinamika ini adalah bagian dari proses tahapan Pilkada.
“Yang pasti adalah pelaksanaan Pilkada ini adalah urusan partai politik, dan ketika hal ini digiring ke urusan kepentingan pribadi atau kelompok maka ada sentuhan emosional. Oleh karena itu, masing-masing partai harus tampil bahwa Pilkada adalah urusan partai politik, sehingga penilaian Pilkada tidak emosional lagi tetapi dinilai secara objektif,” jelas Makagansa.
Ketika ditanya tentang potensi adanya kelompok yang memanfaatkan isu ini untuk kepentingan tertentu, Makagansa menilai hal tersebut sebagai bagian dari dinamika politik yang wajar.
“Kembali lagi, tadi itu adalah dinamika dalam politik, jadi kalau ada kelompok yang mengambil keuntungan dengan isu ini, saya kira itu adalah hal yang wajar. Karena menguntungkan untuk orang atau kelompok tertentu, pasti mereka akan memainkan isu tersebut,” tambahnya.
Makagansa juga menanggapi terkait dengan munculnya kelompok yang disebut “Banteng Biru”, yang diduga merupakan simpatisan HRM. Ia menegaskan bahwa hingga saat ini dirinya tetap tegak lurus dalam mendukung dan mengamankan kader partai.
“Silakan ditanyakan kepada orang-orang yang mengklaim hal tersebut. Saya menduga fenomena itu adalah orang-orang yang secara spontan dan mendapat keuntungan dengan hal tersebut. Karena sampai saat ini, saya masih tetap setia dan memiliki kecintaan terhadap partai saya,” pungkas Makagansa.
Fenomena ini mencerminkan kompleksitas politik lokal di Kabupaten Kepulauan Sangihe, di mana sentimen dan dukungan masyarakat dapat bergerak dinamis bahkan di luar struktur formal partai politik. Pilkada 2024 di Sangihe dipastikan akan menjadi ajang politik yang menarik untuk di Sangihe,


Tinggalkan Balasan