Sangihe, Liputan15.com – Di tengah perhelatan Pilkada Kabupaten Kepulauan Sangihe, isu terkait Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menjadi sorotan dan bahan kritik terhadap pasangan calon Jabes E. Gaghana dan Patras Madonsa yang mengusung tagline “Menggana”. Sebagian pihak menyatakan bahwa PEN hanya menambah beban daerah, meskipun kenyataannya program ini telah menghasilkan beberapa perubahan signifikan di pusat kota Tahuna.

Dana PEN telah berkontribusi pada pembangunan infrastruktur, seperti Pasar Rakyat Trikora dan hampir rampungnya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Liun Kendaghe Tahuna, yang diharapkan menjadi rumah sakit rujukan. Selain itu, masih banyak proyek lain, termasuk jalan dan prasarana yang dibangun menggunakan dana tersebut.

Menanggapi kritik ini, politisi senior Kabupaten Kepulauan Sangihe, Jabes E. Gaghana, memilih merespon dengan tenang. Saat ditemui, ia hanya tersenyum dan menjelaskan bahwa pinjaman PEN bukanlah pinjaman pribadi, melainkan pinjaman daerah yang digunakan untuk kepentingan masyarakat.

“Saya kira, sebagai pemimpin, apapun bentuk pinjamannya, jika sudah dipakai untuk kepentingan rakyat, ya harus dibayar,” ujar Gaghana. Ia menambahkan bahwa selama masa jabatannya, ia tetap bertanggung jawab melunasi pinjaman dari kepemimpinan sebelumnya tanpa membedakan siapa yang berutang.

“Saya pada tahun 2018 masih melunasi pinjaman daerah dari tahun 1992 dan 1993, termasuk terkait pembangunan terminal Tona, Towo, dan Terminal Manente, dan saya selesaikan semuanya tanpa mengeluhkan kepada masyarakat,” jelas Gaghana.

Gaghana juga menegaskan bahwa selama masa kepemimpinannya, ia turut melunasi utang Perusahaan Daerah Air Minum, semuanya demi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.

Di akhir pernyataannya, Gaghana menegaskan bahwa pasangan “Menggana” hadir untuk melayani dengan semangat membawa Sangihe yang lebih religius dan berbudaya, serta menjadikan “Doa Adalah Kunci” sebagai tagline kampanyenya.