Sangihe, Liputan15.com – Janji Direktur PDAM Kepulauan Sangihe yang kini berganti nama menjadi Perumda Akeu Banua untuk mengoptimalkan pelayanan air bersih di Kabupaten Kepulauan Sangihe, terbukti hanya sebatas angin surga. Masyarakat menyampaikan keluhan mereka melalui media sosial Facebook terkait kualitas pelayanan air bersih yang tak kunjung membaik sejak akhir 2024 hingga awal 2025.
Hingga berita ini diterbitkan, kondisi di Kelurahan Enempahembang sangat memprihatinkan, di mana pasokan air PDAM hanya mengalir satu hingga dua hari, lalu mati kembali. Sementara di Kelurahan Manente, meskipun air mengalir, debitnya sangat kecil dan air yang mengalir pun seringkali keruh serta tak layak untuk dikonsumsi.
Darwis Sasela Ketua Tim Investigasi Lembaga Pemantau Penyelenggara Negara (LPPN) Republik Indonesia, mendesak Direktur Perumda Akeu Banua untuk merealisasikan janji yang disampaikan saat menaikkan tarif PDAM. Menurutnya, peningkatan tarif harus diikuti dengan peningkatan kualitas pelayanan yang memadai untuk masyarakat.
“Saya kira apa yang sudah dijanjikan harus segera direalisasikan. Hendaknya, kenaikan tarif ini dibarengi dengan peningkatan pelayanan kepada masyarakat,” ujar Saselah.
Saselah juga menegaskan, jika masalah ini terus berlanjut, kinerja Direktur PDAM harus menjadi perhatian serius bagi Bupati terpilih setelah dilantik. Pasalnya, masyarakat sudah membayar lebih mahal untuk pelayanan yang tidak maksimal, sehingga menjadi penderitaan tersendiri bagi warga.
“Saya kira kinerja Direktur PDAM harus menjadi perhatian Bupati terpilih. Jika dibiarkan berlarut-larut, kasihan masyarakat yang sudah membayar lebih mahal tetapi pelayanannya tidak sesuai dengan harapan,” tegasnya.
Tinggalkan Balasan