TAHUNA – Dunia pers dihebohkan dengan dugaan penganiayaan terhadap wartawan Mike Towira di kantor PSDKP Tahuna, Kamis (25/9/2025). Peristiwa ini terjadi saat Mike hendak mewawancarai Kepala PSDKP, Martin Luhulima, terkait isu dugaan pengeluaran dana Rp50 juta.
Menurut Mike, pertemuan awalnya berjalan normal, namun berubah tegang saat ia menyinggung soal dana tersebut. Martin diduga marah, menunjuk Mike sambil mengeluarkan kata-kata bernada ancaman. Tak lama, staf PSDKP menarik Mike keluar dengan alasan Martin membawa senjata.
“Saya ditangkap beberapa orang, leher saya memar, pinggang sakit, HP saya pecah,” kata Mike.
Aksi ini bahkan sempat dicegah oleh anggota TNI yang menegaskan bahwa Mike adalah wartawan. Usai kejadian, PSDKP sempat memberikan uang Rp500 ribu dan Rp2,5 juta sebagai kompensasi, namun Mike menolak damai.
“Saya tetap akan tempuh jalur hukum. Profesi saya dilecehkan,” ujarnya.
Ketua Forum Wartawan Sangihe, Verry Bawoleh, menyebut tindakan Martin sebagai bentuk arogansi pejabat. Wartawan senior Asril Tatande juga mengecam keras insiden ini.
Sementara itu, Martin Luhulima membantah melakukan penganiayaan dan mengklaim hanya “tersulut emosi”. Namun, klarifikasi ini dinilai tidak cukup untuk meredam kemarahan publik dan komunitas pers.
Kekerasan terhadap wartawan adalah preseden buruk bagi demokrasi. Saat ruang konfirmasi dibalas dengan kekerasan, maka transparansi publik dipertaruhkan.
Tinggalkan Balasan