SANGIHE – Kemarau yang berkepanjangan melanda sebagian besar wilayah di Sangihe ternyata ikut mempengaruhi tanaman pertanian dan perkebunan yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Sangihe Ir Adhe Pella, yakni prosesnya karena di beberapa tempat sumber mata air mengalami pengurangan debit airnya, saat musim kemarau berlangsung.
“Ada beberapa lokasi padi sawah yakni di Kalekube, Laine, Kuma. Dampaknya kemungkinan bisa gagal panen, namun dari lokasi-lokasi tersebut ternyata ada juga yang tak ditanami padi,” ungkapnya.
Dijelaskan lebih lanjut, tak hanya itu, juga dampaknya pada tanaman holtikultura berupa cabe dan tomat, produksinya berkurang, saat musim kemarau ini.
“Meski begitu, berusaha menyiram tanaman holtikultura dimaksud. Pula ada bantuan dari dinas peralatan untuk menyiram. Begitu pula pihaknya, telah mengumpulkan para penyuluh,” jelasnya
Pula disampaikan, saat ini, memang sudah ada bibit, namun kalau boleh jadwal menanam agar bisa ditunda, sambil menunggu musim penghujan, diperkirakan berlangsung Oktober 2019 mendatang.
“Bantuan yang sementara penyaluran yakni pupuk. Lihat musim saat menanam lagi, ada upaya yakni gunakan pompa, karena debit air berkurang,” tambanya
Dia juga menghimbau para petani agar berhati-hati saat membakar lahan, dan harus dijaga dengan baik.
“Walau dinas pertanian tak turunkan surat ke wilayah-wilayah, namun juga sudah ada himbauan dari BPBD, dan penyuluh-penyuluh ke kampung-kampung. Lagipula dampak kemarau ini sudah terasa, dimana hasil pertanian berkurang,” lanjutnya
Pula dijelaskan, lagipula saat ini, ada tanaman yang sementara berbunga, merupakan tahapan kritis, hingga mempengaruhi produksinya.
“Apalagi kantong-kantong produksi di wilayah Malamenggu dan Tahuna Barat. Dan hingga saat ini, masih melakukan pendataan luasan hektar lahan sawah kekeringan, namun juga ada lahan sawah yang belum ada penanaman,” tutupnya
Tinggalkan Balasan