
Sangihe, – Kunjunagan Bupati Kabupaten Sangihe bersama rombongan ke Davao dan General Santos Philipina yang didasari oleh surat dinas dari Konsulat Jenderal RI Davao City nomor 622/PK/7/2019/01 perihal peluang bisnis dan kerjasama Sister City Kabupaten Kepulauan Sangihe dan General Santos City tanggal 16 Juli 2019 dan hasil pertemuan Pemerintah Daerah dan Konjen RI pada tanggal 25 Juli 2019 di Manado. Mendapat sambutan hangat Pemerintah setempat dan bupati berharap ini akan berdampak baik bagi Kabupaten Kepulauan Sangihe yang memiliki posisi strategis di kawasan Pasifik Indonesia.
“Kita dukung bersama dari sektor perikanan pariwisata pertanian dan ekonomi kreatif, perlu beberapa komunikasi di bidang melihat sejarah warga Sangihe yang sudah menetap di Philipina dan jika Sister City ini sukses maka diyakini taraf ekonomi kedua negara akan ada perubahan,terkhusus bagi Sangihe,”urainya.
Lanjutnya akan ada beberapa kesepakatan – kesepakatan yang sudah ditanda-tangani pihak pemerintah Philipina yang didampingi Komjen KBRI Davao agar suksesnya program yang berdampak positif bagi warga perbatasan nantinya.
“Ada beberapa kerjasama yang akan terjalin dan saat ini Komjen dan pemerintah daerah sedang memperjuangkan Pesawat dan Kapal Pelni dapat menyinggahi Sangihe ketika akan menuju Philipina ataupun sebaliknya,”pungkas Bupati.
Disaat yang sama rombongan juga mendapatkan informasi tentang warga negara indonesia yang tinggal di Philipina oleh Komjen KBRI Davao Dicky Fabrian dikatakanya saat ini sudah keturunan ketiga warga Indonesia yang menetap di Philipina, walaupun dari jumlah keselurahan warga indonesia yang menetap sudah memilih menjadi Warga Negara Philipina,seperempatnya tetap WNI dan setengahnya lagi masih belum jelas statusnya.
“Kami sudah menugaskan pihak imigrasi untuk melakukan pendataan dan saya dengan Bupati akan bertemu langsung dengan mereka di General santos untuk menyelesaikan masalah ini dan meminta dukungan ketika program Sister City dapat berjalan dengan baik,”ujarnya.
Ditambahkannya jumlah Warga Indonesia yang sudah menjadi warga negara philipina sekitar 2600 jiwa dan yang tetap menjadi warga negara indonesia 2763 jiwa,selebihnya masih mengambang dalam menentukan sikap.
Tinggalkan Balasan