LIPUTAN15. COM-Penyebab kematian almarhum Helmud Hontong, Wakil Bupati Kabupaten Sangihe belum diketahui sampai sekarang. Sehingga banyak warga berspekulasi ada konspirasi untuk menghilangkan nyawa karena mereka kaitkan dengan sikap tegas Almarhum Helmud yang menolak Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. TMS dari Pulau Sangihe.

Sementara itu, Polisi menyatakan bakal melakukan upaya autopsi terhadap jenazah Wakil Bupati Sangihe, Sulawesi Utara, Helmud Hontong yang meninggal dunia dalam penerbangan Lion Air JT-740 rute Denpasar-Makassar pada Rabu (9/6) lalu.

Kapolda Sulawesi Utara, Inspektur Jenderal Nana Sudjana mengatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan tim penyelidik ke wilayah Sangihe untuk mendapat restu dari keluarga terkait proses tersebut.

“Masalah autopsi, kami terus. Memang ada penolakan dari masyarakat dan keluarga. Jadi ini, tetap kami upayakan dilakukan pendekatan, biar semuanya jelas lah,” kata Nana, Minggu (13/6). Dilansir dari CNNIndonesia.com.

Menurut dia, saat ini di media sosial tengah berseliweran asumsi dan prasangka mengenai wafatnya orang nomor dua di wilayah Kabupaten Sangihe tersebut.

Sehingga, penyelidikan kepolisian dilakukan guna membuat terang dan jelas mengenai peristiwa yang terjadi. “Kami meminta pengertian keluarga, kan biar jelas untuk membuat jelas,” tambah dia.

Menurutnya, semua data yang diperoleh nantinya akan diuji oleh tim forensik untuk memastikan penyebab kematian dari Wakil Bupati tersebut di udara. “Untuk memastikan, kemudian dari pihak keluarganya, untuk memastikan kalau dia memang ada penyakit lah gitu ya,” kata Nana.

Hingga saat ini, kata dia, proses penyelidikan masih berlangsung. Polisi masih mengumpulkan keterangan dan data di lapangan.
Berdasarkan temuan awal, diduga kuat Helmud meninggal karena terkena serangan jantung saat berada di pesawat.

Hanya saja, temuan tersebut dinilai janggal oleh sejumlah aktivis, salah satunya Jaringan Advokasi Tambang (JATAM). Kematiannya itu terjadi di tengah Helmud sedang getol-getol menolak izin tambang emas di wilayah sangihe

Namun demikian, surat penolakan itu telah dikirim ke Menteri ESDM sejak Februari lalu. Bupati Sangihe, Jabes Gaghana meminta agar kematiannya tak dikaitkan dengan penolakan tersebut. (Ant)