Palu Masuk Cincing Api, Pembangunan Kota Bakal Digeser 20-an Kilometer

LIPUTAN15 –Bencana di Sulawesi Tengah (Sulteng) masuk  tahapn pemulihan. Pemerintah memperkirakan proses rehabilitasi Kota Palu usai gempa dan tsunami bakal berjalan dua tahun. Nantinya, pusat kota itu bakal digeser sejauh 20 kilometer dari lokasi saat ini.

“Yang saya dengar mereka [Pemkot Palu] sudah siap [direlokasi] sekitar 20-an kilometer dari Palu. Itu yang saya dengar, jadi mereka sudah siap,” ujar Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, di kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/10). Dilansir CNNIndonesia.com.

Bacaan Lainnya

Agus menyatakan, keputusan itu diambil dari hasil telaah dan pemetaan yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Lokasi itu, menurut Agus, relatif aman dari bencana dan likuefaksi. Namun, dia menyatakan bukan berarti Kota Palu yang baru nantinya bebas dari bencana, karena Sulawesi termasuk dalam Zona Cincin Api (Ring of Fire) yang kerap terjadi fenomena vulkanik dan gempa.

Pemerintah, kata Agus akan membuat permukiman di lokasi yang baru. Tempat fasilitas-fasilitas umum juga termasuk. “Karena tidak bisa lagi membangun di lahan-lahan yang terkena dampak dari bencana kemarin, Karena ada likuefaksi,” kata Agus.

Agus mengatakan, pemerintah akan melakukan pembangunan secara bertahap demi merealisasikan itu. “Akan terbentuk, akan terjadi dengan yang kita sebut Palu Baru. The New Palu. Kota Palu Baru,” kata Agus.

Agus memperkirakan Kota Palu Baru akan selesai dibangun dalam dua tahun mendatang. Agus mengakui, pembangunan infrastruktur di Palu memakan waktu yang lebih lama daripada di wilayah Nusa Tenggara Barat yang membutuhkan waktu 6 bulan. Penyebabnya karena hal itu tidak bisa dilakukan di sembarang lokasi.

“Dua tahun rampung. Kita cari titik-titik yang dianggap oleh pemetaan kita relatif aman dari bencana ke depannya. Dengan relokasi pemukiman dan menjadi Palu baru itu akan lebih baik,” ujar Agus.

Agus mengatakan, masyarakat akan tinggal di tempat sementara berupa barak. Setiap barak terdiri atas 12 keluarga.

Di barak itu juga akan dilengkapi beberapa dapur dan ruang bersama. Mandi cuci kakus (MCK) juga akan disertakan.

“Pemerintah juga akan membangun sekolah sekolah sementara, rumah-rumah sakit sementara untuk mendukung komunitas di barak. Itu untuk menunggu pembangunan dari hunian tetap,” kata Agus. (end)

J1vc4CG.jpg

Pos terkait

J1vc4CG.jpg

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *