LIPUTAN15- China punya ambisi besar dalam bidang teknologi. Tidak hanya dalam bidang robotika dan kecerdasan buatan (artificial technologi), China juga ambisi dalam bidang luar angkasa.

Kota Chengdu yang berada di barat daya China berencana untuk menerbitkan bulan palsu ke ruang angkasa dengan harapan menerangi seluruh negeri. Menurut media People’s Daily, bulan buatan ini dirancang untuk melengkapi sinar bulan di malam hari dan diluncurkan pada 2020.

Cahaya bulan buatan ini diprediksi akan menerangi area dengan diameter 6-260 mil dan delapan kali lebih terang dari bulan asli. Kecerahan bulan buatan akan cukup untuk sepenuhnya mengganti lampu jalan.

Proyek ini diperkenalkan kepada publik oleh Wu Chunfeng, ketua Chengdu Aerospace Science and Technology Microelectronics System Research Institute Co., Ltd. Wu mengumumkan berita ini pada kegiatan inovasi dan kewirausahaan massal nasional yang diadakan di Chengdu pada 10 Oktober 2018 lalu. Dikutip CNBC Indonesia dan dilansir CNNIndonesia.com.

Wu menjelaskan,  pengujian satelit penerangan dimulai bertahun-tahun yang lalu dan sekarang teknologi itu akhirnya matang. Proyek ini telah memicu kekhawatiran dari masyarakat, karena banyak yang mulai khawatir bahwa lampu yang dipantulkan dari angkasa bisa mempengaruhi rutinitas sehari-hari.

Kang Weimin, direktur Institut Optik, Sekolah Aerospace, Institut Teknologi Harbin, memastikan bahwa cahaya satelit mirip dengan cahaya senja, jadi itu tidak mempengaruhi rutinitas hewan. Kendati demikian, hingga berita ini tersiarkan jumlah biaya proyek pun belum diumumkan.

Sebelumnya, proyek serupa pun telah direncanakan oleh para peneliti Rusia pada tahun 1999. Rencana itu dibuat menggunakan cermin yang mengorbit untuk menerangi kota-kota di Siberia dan berharap itu akan menjadi alternatif yang lebih murah untuk penerangan listrik.

Skema yang dikembangkan oleh Rusia menggunakan alat yang disebut Znamya 2. Itu dilengkapi dengan cermin 82 kaki untuk menerangi sebidang tanah seluas tiga mil.

Selama orbit pertama, pesawat hancur setelah tabrakan di angkasa. Skema itu kini ditinggalkan, menurut laporan Telegraph, Senin (22/10/2018).