LIPUTAN15.COM — Aksi teror bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur diduga dilakukan oleh kelompok Jamaah Anshorut Daulah (JAD).

Pengamat terorisme Al Chaidar menyebut bukan tak mungkin aksi teror juga akan terjadi di beberapa tempat.

Al Chaidar juga mengatakan, teror ini merupakan bentuk eskalasi dari insiden di Rumah Tahanan Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat awal pekan ini.”Mereka akan melakukan serangan di beberapa tempat,” kata Al Chaidar saat diwawancarai CNN Indonesi TV, Minggu (13/5).

Ia menyebut, beberapa wilayah yang berpotensi jadi target serangan adalah wilayah Jawa Barat seperti Bandung, Sukabumi, Ciamis; Semarang di Jawa Tengah; Lombok, Nusa Tenggara Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

“Persebaran mereka paling banyak di 16 provinsi di indonesia bagian tengah dan barat,” ujar Al Chaidar.

Al Chaidar mengatakan, kelompok JAD melakukan apa yang diserukan oleh para narapidana terorisme di Mako Brimob agar aksi teror dilakukan di berbagai tempat, bukan hanya di markas kepolsian.

Gereja sendiri menurut Al Chaidar adalah terget tradisional kelompok teror.”Masyarakat harus berhati-hati melihat gerak-gerik mencurigakan dan ingin melakukan serangan. Tempat yang perlu diwaspadai adalah kantor polisi dan tempat ibadah yang mereka anggap sesat,” katanya.

Bom meledak di tiga gereja di Surabaya pagi hari ini. Bom pertama meledak di Gereja Santa Maria Tak Bercelah, Ngagel pukul 07.30 WIB, kemudian di GKI Jalan Diponegoro pukul 07.35 WIB, dan Gereja Pantekosta Jalan Arjuna pukul 08.00 WIB.

Kepolisian Daerah Jawa Timur mengkonfirmasi sebanyak delapan tewas, dan 38 lain luka-luka akibat ledakan bom di tiga gereja itu.

JAD disebut sebagai salah satu kelompok teroris yang paling berbahaya saat ini. Amerika Serikat sudah menyatakan JAD sebagai kelompok teroris.

Sementara Kepala Badan Penananggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius menyebut kelompok ini terafiliasi dengan jaringan global yang paling diwaspadai saat ini. Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian juga menyebut kelompok ini terkait dengan kelompok radikan di Irak dan Suriah.