LIPUTAN15.COM– Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta masyarakat untuk terlibat dalam pengawasan munculnya bibit-bibit terorisme dengan melaporkannya kepada aparat, usai terjadinya ledakan bom Surabaya, Minggu (13/5) pagi, seperti dilansir CNN Indonesia.com.

“Jika mendapati peristiwa sekecil apapun yang menjurus pada radikalisme dan terorisme, segera laporkan ke aparat keamanan,” demikian bunyi pernyataan resmi PBNU yang ditanda-tangani ketua umum Said Aqil Siradj.

“Segala hal yang mengandung kekerasan sesungguhnya bertentangan dengan ajaran Islam dan bahkan bertentangan dengan ajaran agama apapun. Islam mengajarkan nilai-nilai kesantunan dalam berdakwah.”

Selain itu, PBNU juga mengimbau anggotanya untuk mendukung aparat keamanan dengan cara tidak menyebarkan isu, gambar korban, dan juga berita yang belum terverifikasi kebenarannya terkait peristiwa ini.

PBNU mengeluarkan pernyataan setelah terjadinya ledakan bom di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5) pagi.

Ledakan itu menyebabkan 11 tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Insiden ini terjadi hanya berselang dua hari setelah terjadinya rusuh dan penyanderaan di Mako Brimob, Depok, selama 36 jam yang menyebabkan lima anggota kepolisian tewas.

Pada Minggu (13/5) dini hari, Detasemen Khusus 88 juga menempat mati empat terduga teroris di Cianjur yang disebut sudah mempersiapkan diri buat merencanakan penyerangan menjelang Ramadan dan Idul Fitri.

NU sendiri mengutuk keras segala tindakan terorisme dan mendesak pemerintah untuk mengambil langkah tegas.

“Langkah ini harus ditempuh sebagai bagian penting dari upaya implementasi dan kewajiban Negara untuk menjamin keamanan hidup warganya,” ujar Said.