LIPUTAN15.COM– Akhirnya polisi berhasil membongkar jaringan teroris di Yogyakarta dan Indramayu.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian membeberkan jaringan kelompok teroris yang bentrok dengan aparat kepolisian di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Indramayu, Jawa Barat pada akhir pekan kemarin. Seperti dilansir CNNIndonesia.com

Menurutnya, terduga teroris yang bentrok dengan aparat kepolisian di Jalan Kaliurang KM 10, Ngaglik, Sleman berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Khilafah (JAK), sedangkan terduga teroris Indramayu berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Serangkaian insiden terkait terorisme terjadi akhir pekan kemarin, tepatnya pada 14 dan 15 Juni. Insiden terkait terorisme awalnya terjadi di Jalan Kaliurang KM 10 di mana baku tembak terjadi antara aparat kepolisian dengan empat terduga teroris, Sabtu (14/7) sore.

Tiga terduga teroris berinisal S, AS, dan GR ditembak mati dalam insiden baku tembak tersebut, sementara satu terduga terorisnya berinisial BR melarikan diri dan masih dalam perburuan pihak kepolisian. Insiden baku tembak ini juga mengakibatkan dua anggota kepolisian terluka.

Insiden terkait terorisme berlanjut dengan pelemparan benda diduga bom panci ke Markas Polres Indramayu pada oleh sepasang suami istri berinisial G dan NH pada Minggu (15/7) dinihari.

Keduanya pun telah ditangkap. Namun, berdasarkan informasi terakhir diketahui bahwa kondisi G kritis dan tengah dalam perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara Losarang, Indramayu.

Tak berselang lama pasca insiden itu, sebanyak empat orang diamankan oleh tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di empat lokasi berbeda di Indramayu. Inisial keempat terduga teroris itu adalah A (43), I (16), R (30), dan M (39).

Dari empat lokasi itu, Densus 88 menemukan sejumlah bahan yang diduga digunakan untuk merakit bom.

“Di Indramayu JAD, kalau yang di Yogja itu terkait dengan JAK,” kata Tito kepada wartawan di Markas Korps Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat pada Senin (16/7).

Menurut Tito, JAK merupakan kelompok yang mendukung pergerakan JAD. Dia menuturkan pihaknya akan mengembangkan proses penyidikan untuk mengungkap jaringan-jaringan teroris tersebut.

“JAK ini dia tetap mendukung JAD, ada hubungannya. Kami akan kembangkan, kami sudah tahu jaringannya,” tuturnya.

Jenderal bintang empat itu menjelaskan, bahwa insiden terorisme yang terjadi di Sleman dan Indramayu berbeda dengan serangan terorisme di Surabaya, Jawa Timur pada Mei silam.

Menurutnya, insiden terorisme di Sleman dan Indramayu merupakan reaksi atas operasi penegakan hukum berupa penangkapan terhadap sejumlah terduga teroris yang dilakukan aparat kepolisian.

“Peristiwa yang di Yogya dan Indramayu ini bukan serangan terorisme yang diinisiasi, diinspirasi, inisiatif mereka. Tapi ini (reaksi dari) operasi surveilance (pengawasan), operasi penjejakan, dan operasi hunting dalam rangka penangkapan jaringan terorisme,” tuturnya.