LIPUTAN15.COM– Gerak cepat Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat rupiah mulai menguat. Pada Kamis (6/9) pagi, rupiah diperdagangkan di level Rp14.880 per dolar Amerika Serikat (AS). Seperti dilansir CNNIndonesia.com.

Posisi tersebut, lebih kuat jika dibandingkan dengan perdagangan Rabu (5/9) sore yang masih berada di level Rp14.930 per dolar.

Penguatan juga dialami sejumlah mata uang di kawasan Asia. Untuk baht Thailand menguat 0,01 persen, yen Jepang menguat 0,21 persen dan singapura dolar menguat 0,06 persen.

Penguatan juga dialami oleh won Korea dan peso Filipina. Kedua mata uang tersebut masing-masing menguat 0,20 persen dan 0,26 persen terhadap dolar AS.

Analis sekaligus Direktur Utama PT Garuda Berjangka mengatakan, penguatan rupiah tertopang oleh aksi intervensi  Bank Indonesia (BI). Berdasarkan data bank sentral, mereka sudah menggelontorkan Rp87,88 triliun untuk menjaga kestabilan rupiah dengan membeli Surat Berharga Negara (SBN).

“Penguatan juga tertopang oleh respons positif pasar atas langkah yang diambil pemerintah dalam menjaga kestabilan rupiah,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (6/9).

Sebagai informasi, untuk menjaga rupiah, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu yang mereka telah tempuh adalah menaikkan tarif PPH Impor barang konsumsi demi membendung impor.

Ibrahim mengungkapkan, langkah tersebut direspon positif pasar. Walaupun demikian, ia mempekrkirakan penguatan rupiah masih akan tertahan di kisaran Rp14.870-Rp14.930 per dolar AS.

Bayang-bayang krisis ekonomi di sejumlah negara berkembang, perang dagang antara AS dengan China dan normalisasi kebijakan suku bunga bank sentral AS The Fed masih akan membatasi penguatan rupiah.(end)