LIPUTAN15 — Tahanan yang kabur saat gempat dan tsunami menerjang akang dikejar polisi.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, pihaknya bakal memakai sistem pengenal wajah untuk mengejar narapidana yang kabur dari penjara di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

“Dengan melihat fotonya di muka ini kita juga sudah tahu dengan facial recognition,” kata dia, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/10). Seperti dilansir Kompas.com.

Selain sistem pengenal wajah, kepolisian juga mengandalkan data sidik jari dan ciri khusus para napi yang sudah tercatat. Meskipun, ia sendiri membuka kemungkinan data-data itu tersapu tsunami.

“Semoga-moga bisa cepat lah dan tidak keluar dari Sulawesi Tengah. Khawatirnya dia ikut ngungsi-ngungsi kan kita enggak tahu nih,” ujar Setyo.

Saat ini Polri masih menjalin koordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM soal tahanan yang kabur di Palu dan Donggala. Polri sendiri belum memperoleh data soal jumlah tahanan yang kabur.

Setyo berkata pemerintah butuh waktu menyelesaikan masalah ini. Sebab ia mengakui, pemulihan aktivitas dan ekonomi warga menjadi prioritas.

Pada 1 Oktober lalu, Dirjen Permasyarakatan Kemenkumham Sri Puguh Budi Utami dari total 3.220 tahanan di semua lapas di Sulawesi Tengah, 1.425 di antaranya kabur, dan yang masih bertahan ada 1.795 orang.

Setyo menambahkan akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, ada 12 anggota Polri yang gugur dan sekitar 69 anggota masih belum diketahui keberadaannya. Sejumlah anggotanya juga dilaporkan ada yang mengungsi ke Bitung, Sulawesi Utara, untuk menghindari dampak parah di lokasi bencana. (end)