LIPUTAN15–Diduga Pesawat Boeing 737 Max 8 yang dibeli Lion Air, ternyata pada 2017 sempat diidentifikasi Boeing Co memiliki masalah pada bagian mesin yang dipasok oleh CFM International. Perusahaan ini merupakan patungan antara General Electric (GE) asal Amerika Serikat dan Safran dari Prancis.

Mengenai hal ini, Managing Director Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro mengaku belum mendapat konfirmasi terkait hal tersebut. Namun pihaknya sudah mendengar adanya kabar tersebut.

“Belum dikonfirmasi ke kami. Kami mendengar tapi belum dapat konfirmasi,” katanya di RS Polri, Jakarta, Selasa (30/10/2018). Dilansir JawaPos.com

Namun Daniel memastikan bahwa yang diterima maskapai Lion Air adalah pesawat baru. Setidaknya, ada 50 pesawat dengan tipe B 737 Max 8 yang dipesan perusahaannya. “Kami baru terima sembilan pesawat,” katanyam

Untuk itu, usai kejadian nahas jatuhnya salah satu pesawat Lion Air dengan tipe serupa, pihaknya bakal melakukan proses evaluasi apakah pembelian ini akan diteruskan atau tidak. Perusahannnya pun telah memanggil Boeing Co untuk meminta penjelasan. Rencananya, mereka akan melakukan pertemuan, Rabu (31/10).

“Kami undang mereka datang ke sini rencananya besok jam satu siang sampai, kami coba akan koordinasi dengan mereka,” kata Daniel.

Setelah rapat dengan Boeing Co itu, pihaknya baru akan membicarakan lagi apakah pengiriman pesawat dengan tipe B 737 Max 8 dilanjutkan atau tidak. “Kita undang mereka ke sini diskusi sama mereka baru kita bicarakan lagi deliverynya,” tutur dia.

Sementara itu, delapan pesawat dengan tipe tersebut yang tersisa tengah diperiksa cukup detil oleh Kementerian Perhubungan. Akan tetapi dipastikan bahwa kedelapan pesawat masih diperkenankan untuk beroperasi.

“Inspeksi dari Kemenhub masih berjalan. Ini kan kejadiannya kemarin, hari ini mereka audit, mungkin dalam waktu satu minggu (selesai). Pada saat diperiksa tentunya berhenti tapi setelah diperiksa tidak ditemukan hal-hal yang membahayakan keselamatan tentu diizinkan beroperasi,” tutup Daniel. (end)