LIPUTAN15– Gempa dan Tsunami yang terjadi di Sulawesi Tengah (Sulteng) diprediksi pemulihan memakan waktu cukup panjang.

Pemerintah terus melakukan pembenahan di Sulawesi Tengah pascagempa serta tsunami di Palu dan Donggala, Jumat (28/9).

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan pemerintah menargetkan pemulihan Palu dalam dua tahun.

“Dua tahun palu bisa normal kembali. Tapi untuk status tanggap darurat satu atau dua bulan lebih supaya bisa normal,” kata Wiranto di Kantor Menkopolhukam Jakarta, Jumat (5/10). Dilansir CNNIndonesia.com.

Wiranto mengungkapkan pemulihan dilakukan dengan pembangunan sejumlah infrastruktur. Dalam waktu dekat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) bakal membangun barak pengungsi.

“Minggu depan kita mulai pembangunan barak yang permanen siap huni dan teratur sederhana tapi lengkap ada dapur, MCK,” ujar Wiranto.

Menurut dia, pembangunan barak dilakukan sambil menunggu konstruksi rumah yang juga akan dibangun pemerintah. Sedikitnya ada 65 ribu orang yang kini tengah mengungsi akibat gempa dan tsunami.

“Mereka ada yang mengungsi karena tidak punya rumah, ada yang punya rumah tapi trauma sehingga keluar rumah dan berdiam di luar rumah,” kata Wiranto.

Sementara itu, sampai dengan H+6 pascagempa, Wiranto memastikan seluruh kantor pemerintah sudah mulai dibuka kembali. Pemerintah juga akan mulai membangun barak sekolah agar siswa bisa kembali mendapatkan fasilitas pendidikan.

“Sekolahnya hancur dan enggak bisa dipakai. Makanya tanggap darurat enggak boleh terlalu lama supaya anak-anak enggak terganggu sekolahnya,” sebut Wiranto.

Selain itu, untuk membantu percepatan pemulihan, Indonesia masih menerima bantuan dari luar negeri. Wiranto bilang ada 10 bantuan dari luar negeri yang sudah masuk.

“Misalnya kita butuh pesawat angkatan udara atau teknologi untuk air. Kita terima dan gunakan. Atau kita bisa terima bantuan tenaga ahli untuk Basarnas,” ujar dia.

Selain itu, pemerintah juga akan membangun monumen di lokasi kuburan massal. Kata Wiranto, monumen tersebut kemungkinan dibangun di wilayah yang terdampak paling parah akibat likuifaksi. Tiga wilayah yang paling parah terdampak likuifaksi adalah Petobo, Sigi dan Balaroa.  “Monumen kuburan massal nanti dibangun,” ujar Wiranto.

Nantinya, pemerintah juga akan membangun kembali perumahan untuk merelokasi penduduk yang selamat dari daerah yang mengalami likuifaksi.

“Itu daerahnya amblas. Jadi nanti akan dibangun permukiman permanen kita siapkan tempat, tapi bukan di daerah itu,” kata Wiranto.

Gempa dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala mengakibatkan seribuan orang meninggal. Data terakhir, kata Wiranto, sebanyak 1.648 orang meninggal.

“Kita sudah perintahkan bahwa jangan ada mayat yang disimpan. Karena harinya cukup panjang dan menimbulkan penyakit,” terang Wiranto.

Wiranto bilang sudah berkoordinasi dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat untuk memproses mayat yang belum ditemukan. Dia bilang pemerintah sedang berupaya untuk menguburkan sisa mayat yang ada.

“Satu daerah itu jadi makam massal. Kalau enggak itu bisa meninggalkan penyakit,” pugkas dia. (end)