“Jangan latah valuasi. Tapi value buat banyak orang. Tidak didrive oleh cinta akan uang. Sila kelima Pancasila: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” bebernya.

Di sisi lain, dia menegaskan digital bukan digtization. Bukan platform, bukan apps.

“Gali dan kerahkan regional cluster innovation economic ecosystem yang berpivot ke paying costumers, bukan melulu product,” kuncinya sembari menyampaikan selamat menyabut industri 3.0 untuk Sulawesi Utara.

Sementara materi Chris Ngantung fokus tentang teknologi. Pakar Iinformasi dan Teknologi (IT) bercerita soal konsep digitalisasi masa depan yang lebih memudahkan manusia.

Menjabat sebagai Managemen at Ericsson Stockholm Swedia, Christ menuturkan bahwa era digitalisasi masa mendatang membuat semua orang bisa melakukan sesuatu dari mana saja.

Bahkan tanpa bertemu individu satu dengan yang lain. “Misalnya mau berobat, tidak harus bertemu dokter lagi. Kita tinggal booking dan video call dengan dokter. Kemudian menerima resep yang sudah terintegrasi dengan apotek,” terang Ngantung.

Ia juga menceritakan pengalamannya di Swedia dan beberapa negara Eropa lainnya yang kini tidak lagi memprioritaskan dana cash.

Di sana, lanjut Chris, terdapat berbagai aplikasi uang elektronik sehingga proses transaksi tidak lagi harus bersentuhan.

“Indonesia juga sudah banyak. Ada gopay, ovo dan sebagainya. Jadi semua akan seperti itu nantinya,” pungkasnya.

Turut hadir, Ketua JAM Sulut Fabian Josua Liow, melalui daring Ketua KADIN Sulut Rio Dondokambey serta para peserta.